Golongan darah A disebut lebih rentan kena stroke. (Foto: Rifkianto Nugroho) |
Tahukah kamu? Stroke ternyata tidak hanya dipengaruhi gaya hidup saja, tetapi juga golongan darah. Penelitian dari Amerika Serikat (AS) mengungkapkan fakta golongan darah A memiliki risiko stroke lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Sebelum mengetahui lebih lanjut, yuk ketahui dulu bagaimana darah terbentuk!
Darah terdiri dari banyak komponen yang berbeda, seperti sel darah merah dan putih yang bertugas membawa oksigen serta membantu melawan infeksi, ada trombosit berguna sebagai pembekuan darah, serta plasma darah yang mengalirkan hormon hingga nutrisi.
Selain itu, darah manusia juga mengandung antigen. Komponen ini berasal dari protein dan molekul lain yang ada di luar sel darah merah. Antigen berguna menentukan jenis atau golongan darah yang dimiliki seseorang. Itu sebabnya, ada empat golongan darah, yakni A, B, O, dan AB.
Jika darah mengandung faktor rhesus (Rh), golongan darah diklasifikasikan positif. Begitu pun sebaliknya.
Mengkategorikan darah menurut jenisnya penting untuk hal-hal yang bersifat medis, seperti transfusi darah atau perawatan kelainan darah. Mencampur satu jenis darah dengan yang lain bisa berakibat fatal.
Fakta Golongan Darah A
Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Amerika Serikat menghimpun data dari 48 studi genetik yang mencakup sekitar 17.000 pengidap stroke dan hampir 600 ribu orang tanpa stroke. Semua peserta berusia antara 18 dan 59 tahun.
Pencarian di seluruh genom (genetik) mengungkapkan dua lokasi yang sangat erat kaitannya dengan stroke. Satu bertepatan dengan tempat di mana gen untuk golongan darah terbentuk.
Hasil analisis lainnya menunjukkan genom yang divariasikan A memiliki kemungkinan 16 persen lebih tinggi terkena stroke sebelum usia 60 tahun. Berbeda dengan golongan darah O yang risikonya lebih rendah sebesar 12 persen.
"Kami masih belum tahu mengapa golongan darah A memberikan risiko yang lebih tinggi," kata Steven Kittner, penulis dan ahli saraf vaskular dari University of Maryland.
"Mungkin ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah, seperti trombosit, sel yang melapisi pembuluh darah, serta protein sirkulasi lainnya yang berperan dalam perkembangan pembekuan darah," lanjutnya.
Namun tergantung dalam konteksnya, sample atau orang mengikuti penelitian ini sebagian besar adalah penduduk Amerika. Sisanya berasal dari Amerika Utara, Eropa, Jepang, Pakistan, dan Australia dengan orang-orang keturunan non-Eropa hanya mencapai 35 persen dari total peserta. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dibutuhkan sampel yang lebih beragam untuk membantu efektivitas hasil klarifikasi.
Sebagai informasi, kurang dari 800 ribu orang mengalami stroke setiap tahun di AS dengan kasus terbanyak terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas. Risikonya kian membengkak setiap dekade setelah penduduknya mencapai 55 tahun.
Studi ini juga menemukan bahwa orang dengan golongan darah B mempunyai 11 persen risiko stroke dibandingkan dengan kontrol non-stroke, terlepas dari perbandingan usia. Urutan genetik untuk golongan darah A dan B juga dikaitkan dengan risiko pembekuan darah yang sedikit lebih tinggi di trombosis vena.
Sulit dipercaya memang fakta golongan darah A memiliki risiko stroke lebih tinggi. Namun perlu diingat, sebagian besar kasus stroke berasal dari penimbunan plak (lemak) di arteri sehingga lebih mungkin menyebabkan penggumpalan darah dari stroke. Dengan demikian, gaya hidup sehat dan menghindari rokok adalah kunci utama pencegahan stroke.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Fakta-fakta Golongan Darah A yang Disebut Rentan Kena Stroke di Usia Muda"