Hagia Sophia

09 January 2023

Orang yang Sering Marah Berisiko Hipertensi?

Ilustrasi. Kebiasaan marah-marah bisa menyebabkan darah tinggi. (iStock/Edwin Tan)

Hipertensi masih jadi penyakit yang menyerang banyak orang. Kondisi tekanan darah tinggi ini menempatkan pengidapnya dalam risiko bahaya yang fatal jika tak terkontrol.

Bukan hanya lansia, orang muda juga bisa terkena masalah kesehatan ini. Di belakangnya ada banyak faktor, mulai dari pola makan, jarang bergerak, hingga menjalani hidup yang tidak sehat.

Banyak orang meyakini bahwa suka marah-marah dan memiliki emosi yang meluap-lupa bisa memicu hipertensi. Benarkah marah-marah menyebabkan darah tinggi?

Dokter spesialis penyakit jantung, Vito Damay membenarkan hal tersebut. Kata dia, seseorang yang gampang terpicu emosinya memang cenderung memiliki penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi.

"Walau tidak semua, tapi rata-rata iya [marah-marah menyebabkan darah tinggi]. Tapi, ingat juga, orang baperan dan sedih terus juga sama berisikonya. Mereka sama juga punya risiko terkena hipertensi dan serangan jantung," kata Vito saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Salah satu penyebab utamanya adalah tekanan psikis, yang berpengaruh terhadap kondisi tekanan darah seseorang. Menurut Vito, akan ada hormon atau senyawa kimia yang merangsang pembuluh darah jadi lebih menguncup atau kaku saat seseorang berada dalam kondisi marah, sedih, atau kecewa.

Jantung juga akan berdetak lebih cepat. Hal ini menjadi faktor tekanan darah yang meningkat.

"Apabila ini menjadi kebiasaan, maka tekanan darah rata-rata akan tinggi," kata dia.

Makanya, jika seseorang tidak memiliki kemampuan mengendalikan emosi, dia akan lebih mudah terserang penyakit. Salah satunya darah tinggi.

"Sehingga perlu memiliki kemampuan mengendalikan emosi dan psikis untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan darah tinggi," kata Vito.

Penting mengelola emosi

Ilustrasi. Kebiasaan marah-marah bisa menyebabkan darah tinggi. (iStock/NicolasMcComber)

Risiko hipertensi juga berlaku bagi mereka yang memiliki kondisi psikis tak stabil tapi menjalani gaya hidup sehat. Utamanya, jika orang tersebut tak bisa mengendalikan emosinya.

"Ya, tetap ada karena marah-marah atau tidak bisa mengendalikan emosi itu salah satu faktor risiko. Jadi kalau faktor lain tidak ada, tapi marah-marah mulu, ya, tetap berisiko dong," kata dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Sawah Besar, Jakarta Pusat Andi Khomeini, secara terpisah.

Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda agar bisa mengendalikan emosi untuk mencegah marah-marah menyebabkan darah tinggi. Baik itu berupa kemarahan yang meluap-luap, hingga emosi dalam bentuk perasaan nelangsa.

"Yang terpenting adalah anger management. Pengendalian emosi," katanya.























Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Benarkah Orang yang Sering Marah Berisiko Hipertensi?"