Kemacetan Jakarta bisa memicu Traffic Stress Syndrome (TSS). (Foto: Andhika Prasetia) |
Pasca pemerintah mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), DKI Jakarta terus mengalami kemacetan. Kemacetan baru-baru ini disebut-sebut lebih parah daripada 2019, setahun sebelum pandemi melanda di RI.
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menyebutkan penyebab utama kemacetan yaitu penambahan jumlah kendaraan dan tidak diimbangi dengan pertumbuhan panjang jalan di Ibukota.
"Semua karena penjualan mobil LCGC dan juga sepeda motor yang terus meningkat hingga saat ini. Kendaraan meningkat, tapi tidak berimbang dengan pertumbuhan panjang jalan di Jakarta," ungkap Deddy dikutip dari detikFinance, Minggu (12/2/2023).
Penambahan jumlah kendaraan dipicu oleh kebijakan pemerintah yang mempermudah akses untuk membeli kendaraan. Deddy juga menyinggung pajak 0 persen untuk pembelian mobil ketika pandemi.
"Kendaraan meningkat karena penjualan mobil pajak 0 persen dari tahun 2021 hingga diskon pajak sampai 2022, sehingga ketika PPKM dicabut mobil-mobil ini keluar semua untuk bekerja," kata Deddy.
Traffic Stress Syndrome
Kemacetan menyebabkan stres yang menumpuk dan memicu traffic stress syndrome (TSS). Psikolog Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd menyebutkan gejala yang ditimbulkan seperti:
- Sakit kepala
- Hilang fokus
- Mudah marah
- Tangan berkeringat
"Ini terjadi tak lama setelah macet, biasanya 5 menit. Terjadinya tiap macet, bukan pas hanya kita lagi buru-buru saja," ujar Rosdiana dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.
Rosdiana menganjurkan untuk melakukan hal-hal yang bisa sedikit menenangkan agar stres tidak menyerang ketika macet. Kegiatan yang bisa dilakukan seperti mendengarkan lagu, menggunakan wewangian mobil yang bisa menenangkan, atau mengobrol dengan teman.
Setelah sampai tempat tujuan disarankan untuk beristirahat terlebih dahulu. Sebelum beraktivitas disarankan untuk menarik napas dalam-dalam, minum air putih, dan baru melakukan aktivitas.
Cara apapun yang dirasa bisa membantu dapat dilakukan agar stres tetap terkendali.
"Gak ada cara yang benar ampuh. Mengatasinya secara keseluruhan, misalnya mulai dan akhiri hari dengan hal yang kita sukai, misalnya kopi di pagi hari, nonton TV sebentar di malam hari. Jadi, lebih untuk stres secara umum, gak cuma pas macet saja," tutup Rosdiana.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Jakarta Makin Macet, Waspadai Traffic Stress Syndrome"