Foto: Russian Defense Ministry Press Service via AP |
Pada Hari Natal 2013, roket Rusia yang relatif kecil diluncurkan dari Plesetsk di bagian utara negara itu. Misi tersebut membawa tiga satelit komunikasi militer kecil, tetapi pengamat mencatat bahwa misi tersebut tampaknya mengeluarkan objek keempat ke orbit.
Beberapa bulan kemudian, Rusia mengonfirmasi bahwa objek ini adalah satelit, dan kemudian dikenal sebagai Cosmos 2491. Yang mengejutkan banyak pengamat langit, satelit ini kemudian mulai melakukan manuver orbit baru, seperti menaikkan dan menurunkan orbitnya, yang menunjukkan adanya operasi pertemuan dan pendekatan.
Kemudian, hal serupa terjadi lagi. Pada Mei 2014, pendorong roket lainnya membawa tiga satelit komunikasi ke orbit serta objek keempat, yang diberi nama Cosmos 2499. Akhirnya, ini terjadi untuk ketiga kalinya pada April 2015, dengan satelit misteri ketiga yang dikenal sebagai Cosmos 2504.
Satelit ini, yang kemudian dikenal sebagai "Object E" karena merupakan objek kelima yang dikatalogkan dari peluncuran ini selain satelit tingkat atas dan tiga satelit komunikasi, telah menarik perhatian komunitas keamanan nasional AS.
Namun, tidak sepenuhnya jelas apa tujuan dari satelit ini atau untuk tujuan apa Rusia menggunakan operasi pertemuan dan kedekatan ini. Beberapa dari manuver ini dikatalogkan secara rinci di situs web Russian Space.
Dikutip dari Ars Technica, tidak ada bukti bahwa mereka adalah bagian dari uji coba senjata, kata para ahli. Namun, satelit Object E kini menimbulkan kekhawatiran yang lebih signifikan di orbit rendah Bumi.
Pada 2019, Cosmos 2491 menumpahkan sekitar 20 keping puing. Kemudian, pada hari Senin (13/2/2023), Skuadron Pertahanan Luar Angkasa ke-18 militer AS mengonfirmasi bahwa Cosmos 2499 telah pecah pada awal Januari.
Perpecahan ini terjadi pada ketinggian 1.169 km dan menghasilkan 85 keping puing yang dapat dilacak, kata skuadron militer, yang bertugas melacak semua objek buatan manusia di orbit Bumi.
Brian Weeden, seorang ahli puing-puing ruang angkasa di Secure World Foundation yang telah mempelajari satelit Object E, mengatakan dia tidak mengira peristiwa pelepasan puing-puing di Cosmos 2491 dan Cosmos 2499 disebabkan oleh tabrakan di orbit. Sebaliknya, mereka tampaknya menjadi bagian dari pola yang berulang.
"Ini menunjukkan bahwa mungkin peristiwa ini adalah hasil dari kesalahan desain pada tangki bahan bakar atau sistem lain yang pecah setelah beberapa tahun di luar angkasa ketimbang sesuatu seperti tabrakan dengan puing-puing," kata Weeden.
Terkait puing-puing orbit, sepertinya ini bukan peristiwa bencana, kata Weeden. Tidak banyak bongkahan puing yang cukup besar dari satelit kecil.
Namun, puing-puing ini akan berumur panjang karena dimulai dari ketinggian yang begitu tinggi di atas atmosfer Bumi. Sebagai perbandingan, puing-puing yang dihasilkan oleh uji anti-satelit China pada tahun 2007, ketika satelit seberat 750 kg dihancurkan pada ketinggian 865 km, diperkirakan akan tetap berada di orbit selama beberapa dekade lagi.
Jadi, tampaknya pecahan itu kemungkinan akan bersama kita selama sisa abad ke-21 sebelum akhirnya jatuh ke atmosfer Bumi. Wajar saja jika para ahli makin resah dengan keberadaan puing di orbit Bumi.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Satelit Misterius Rusia Pecah di Orbit Bumi, Nambah Sampah Antariksa"