Hagia Sophia

14 February 2023

Virus Marburg Mulai Mewabah di Afrika, 200 Orang Masuk Karantina

Ilustrasi virus Marburg. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage)

Daerah Guinea, Afrika Barat mencatat wabah pertama virus Marburg. Virus Marburg diketahui sangat menular dan mematikan seperti virus Ebola. Sejauh ini, ada sembilan kasus kematian yang dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (13/2/2023).

Otoritas setempat mengkarantina lebih dari 200 orang di sana dan membatasi pergerakan sejak minggu lalu untuk mencegah penularan semakin meluas. Pembatasan tepatnya dilakukan di Provinsi Kie Ntem. Terutama bagi mereka yang mengalami gejala.

"Selain sembilan kematian, Guinea melaporkan sedikitnya 16 kasus diduga virus Marburg dengan gejala termasuk demam, kelelahan, muntah darah, dan diare," kata WHO, dikutip dari US News.

"Penyakit virus Marburg dapat memiliki tingkat kematian hingga 88 persen," menurut WHO.

Tidak ada vaksin atau perawatan antivirus yang disetujui untuk mengobati virus Marburg. Kasus kematian pertama diumumkan Menteri Kesehatan Guinea Khatulistiwa Mitoha Ondo'o Ayekaba pada Jumat kemarin. Otoritas kesehatan setempat awalnya melaporkan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya, tetapi gejalanya mirip dengan demam berdarah.

Sementara di 7 Februari, pemerintah mengirim sampel ke laboratorium di Senegal yang belakangan mengonfirmasi kasus positif penyakit virus Marburg, demikian sebut WHO. Tim saat ini sedang melakukan pelacakan kontak, mengisolasi dan mengobati kasus yang dicurigai.

"Berkat tindakan cepat dan tegas oleh otoritas Guinea dalam mengonfirmasi penyakit tersebut, tanggap darurat dapat dilakukan dengan cepat," kata Dr Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika, dalam pernyataan tersebut.

Penularan Marburg

Peneliti global health security Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut virus Marburg ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh atau jaringan hewan maupun manusia yang terinfeksi.

Penyakit ini memiliki masa inkubasi dua hingga 21 hari dan menimbulkan gejala ringan hingga berat. Mulanya bisa berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, dan muntah. Jika tak segera ditangani, pasien bukan tidak mungkin mengalami perdarahan, kegagalan organ, sampai berujung fatal yakni kematian.

"Sekitar hari ke-5 setelah timbulnya gejala, ruam, yang paling menonjol di badan (perut, dada, punggung), dapat terjadi. Saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk Marburg. Wabah jarang terjadi, relatif kecil, tetapi sangat fatal, dengan tingkat fatalitas kasus berkisar antara 25 persen hingga 90 persen," tutur dia.

"Apakah ini berpotensi pandemi? Saat ini menurut saya belum, namun pada gilirannya, cepat atau lambat bila strategi pengendalian lemah, vaksin dan obat tidak tersedia maka ancaman makin besar untuk dunia," pesannya.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Wabah Baru Virus Marburg Muncul di Afrika, Lebih dari 200 Orang Dikarantina"