Ilustrasi anak berpuasa. (Foto: iStock) |
Diabetes melitus (DM) tidak menghalangi anak untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan. Meskipun demikian, anak-anak dengan kondisi ini diperlukan strategi khusus agar kadar gula darah tetap stabil dan terpantau selama berpuasa. Hal ini berguna agar mereka tetap sehat dan terhindar dari komplikasi.
Namun pada anak dengan diabetes yang tidak terkontrol, risikonya bisa sangat berbahaya jika menjalani puasa. Dokter spesialis anak dr Endang Triningsih, SpAK dari Hermina Hospitals, mengungkapkan, anak pengidap diabetes bisa mengalami hipoglikemia atau gula darah di bawah batas normal.
"Karena anak-anak punya diabet punya komplikasi, misalnya hipoglikemia. Jadi terasa mulai keringat dingin, pusing, genetar, sakit kepala, perubahan mood, pandangan kabur, bahkan lama-lama pingsan sampai kejang," imbuhnya saat ditemui di Jakarta Barat, Kamis (16/3/2023).
Selain itu, anak dengan diabetes juga bisa mengalami hiperglikemia. Kondisi terjadi ketika kadar gula di dalam darah melebihi batas normal. Adapun gejala yang ditimbulkan berupa sesak hingga muntah-muntah.
Tak sampai di situ, anak dengan diabetes saat puasa juga bisa mengalami komplikasi dehidrasi. Karenanya, bagi mereka yang mengidap diabetes dan ingin menjalani puasa, perlu mengonsumsi air yang banyak.
"Dehidrasi paling sering, jadi memang dianjurkan, kita yang normal aja harus banyak minum. Tapi anak diabet harus lebih banyak minum lagi. Minimal 2000 cc dalam 24 jam," imbuhnya lagi.
Juga, bagi pasien diabetes anak yang ingin menjalani puasa Ramadan perlu berkonsultasi terlebih dahulu oleh dokter dan rajin untuk cek kadar gula darahnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Anak dengan Diabetes Boleh Puasa, Tapi Ada Syaratnya"