Ilustrasi emosi anak remaja yang meluap-luap. (Foto: iStock) |
Masa remaja adalah masa yang rentan. Di masa itu, remaja mengalami pubertas, yaitu perubahan secara fisik dan emosional. Pada masa ini, remaja membutuhkan support, pendampingan, dan pengertian dari orang di sekitarnya, terutama orang tua.
Menurut spesialis anak Dr dr Fransisca Handy BW Agung, SpA, IBCLC, meski otak berkembang 1000 hari pertama usai kelahiran, tetapi fungsinya baru berkembang di masa remaja. Otak tengah (limbic brain) bertanggung jawab pada kematangan emosional, kreativitas, keberanian. Sementara itu, otak depan (prefrontal cortex) bertanggung jawab pada pengambilan keputusan, perkembangan rasional.
"Otak tengah berkembang lebih dulu sehingga perilaku berisiko banyak diambil di usia remaja," jelas dr Fransisca dalam talkshow 'Keep Come and Carry On' International Adolescent Health Week di Fakultas Kedokteran UPH, Tangerang, Sabtu (18/3/2023).
Perkembangan otak ini membuat remaja rentan mengalami ketidakstabilan emosi. Oleh sebab itu, dr Fransisca berpendapat penting bagi remaja memiliki keterampilan sosial untuk proses regulasi emosi.
"Anak remaja perlu punya banyak kegiatan, organisasi, kepanitiaan. Karena kita akan punya stres hidup lebih banyak sehingga melatih hari-hari lebih baik. Lalu membangun support system. Kalau punya banyak kegiatan, remaja akan punya teman-teman lebih banyak jadi bisa me-manage kesulitan dalam keseharian," tambahnya.
Psikolog Anastasia Satriyo, M Psi mengatakan remaja kerap mengalami ketidakstabilan dan bingung dengan emosinya sendiri. Hal ini mungkin menyebabkan masalah kesehatan mental.
"Di Indonesia apa pun masalahnya disuruh berdoa doang. Kesehatan mental adalah sesuatu yang biologis dan harus dibantu. Dalam proses pengembangannya, kesehatan mental sering dianggapnya sifat-sifat. Remaja-remaja susah disuruh mandi. Pengetahuannya punya, tapi kenapa nggak lakuin? Mager. Otaknya belum terintegrasi," kata Anastasia dalam kesempatan yang sama.
Maka dari itu, perkembangan otak di masa remaja perlu dibina. Anastasia menyarankan dengan berlatih mengenali nama emosi dan menanganinya sejak kecil. Kemudian, saat remaja mengalami masalah, tidak harus diselesaikan saat itu juga. Beri jeda untuk memproses emosinya. Utarakan juga kata-kata afirmasi bagi remaja yang mengalami masalah untuk membantu mereka mengelola emosi.
International Adolescent Health Week (IAHW) adalah pekan peringatan kesehatan remaja tahunan secara global. Peringatan ini bertujuan meningkatkan awareness terhadap kesejahteraan remaja yang belum banyak diperhatikan. IAHW diselenggarakan terutama di negara-negara yang memiliki organisasi kesehatan remaja. Di Indonesia sendiri, tahun ini peringatan IAHW pertama kali diadakan secara tatap muka di Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Emosi Anak Remaja Meluap-luap? Ini Pemicu yang Tak Disadari-Cara Mengatasinya"