Ilustrasi WHO mengkritik China tak transparan perihal data COVID-19. Foto: Getty Images/iStockphoto/oonal |
Penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih mendesak China untuk merilis semua informasi yang berkaitan dengan asal mula pandemi COVID-19 setelah temuan baru untuk melacak patogen dibagikan belum lama ini.
Pengurutan genom baru virus SARS-CoV-2, serta data genomik tambahan berdasarkan sampel yang diambil dari pasar hewan hidup di Wuhan, China pada tahun 2020 diunggah secara singkat ke database akses terbuka GISAID oleh ilmuwan China awal tahun ini, memungkinkan untuk dilihat oleh para peneliti di negara lain, menurut pernyataan Kelompok Penasihat Ilmiah WHO untuk Origins of Novel Pathogens (SAGO).
Pengurutan tersebut menunjukkan bahwa anjing rakun terinfeksi oleh virus corona, memberikan petunjuk baru dalam rantai penularan yang akhirnya mencapai manusia.
Akses ke informasi tersebut kemudian dibatasi untuk memungkinkan pembaruan data lebih lanjut oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.
Pejabat WHO membahas masalah ini dengan China, yang menjelaskan bahwa data baru dimaksudkan untuk digunakan untuk memperbarui studi pracetak dari tahun 2022. CDC China berencana untuk mengirimkan kembali makalah tersebut ke jurnal ilmiah Nature untuk publikasi.
Pejabat WHO mengatakan informasi semacam itu, meski tidak konklusif, merupakan petunjuk baru dalam penyelidikan asal-usul COVID dan seharusnya segera dibagikan.
"Data ini tidak memberikan jawaban pasti untuk pertanyaan tentang bagaimana pandemi dimulai, tetapi setiap data penting untuk mendekatkan kita ke jawaban itu," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari Reuters, Senin (20/3/2023).
"Data ini seharusnya dibagikan tiga tahun lalu," kritik Tedros.
SAGO ditugaskan oleh WHO untuk terus menyelidiki asal muasal pandemi yang telah menewaskan hampir 7 juta orang di seluruh dunia tersebut.
CDC China tidak segera menanggapi pernyataan terbaru WHO terkait hal ini.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bos WHO Kritik China Tak Transparan soal Data COVID-19, Begini Katanya"