Buruh dan petani jadi pengidap TBC terbanyak di RI. (Foto: ilustrasi/thinkstock) |
Temuan kasus tuberkulosis di Indonesia meningkat drastis hingga 74 persen per 2022. Dari total perkiraan 969 ribu pasien, pemerintah berhasil mengidentifikasi 717 ribu pasien.
Total kasus tersebut membuat ranking Indonesia dengan insiden kasus terbanyak setelah India naik ke peringkat kedua di dunia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menyebut kelompok buruh dan dan petani menjadi dua profesi paling rentan penularan tuberkulosis.
"Jadi di peringkat pertama itu ada buruh. Model pekerjaan apa saja, pokoknya yang masuk kategori buruh. Sementara peringkat dua itu petani," kata Imran dalam webinar menyambut hari TBC sedunia, Jumat (17/3/2023).
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis paru Agus Dwi Sutanto dari RSUP Persahabatan mengungkap alasan di balik dua profesi tersebut paling berisiko terinfeksi tuberkulosis. Pasalnya, penularan kerap terjadi di lingkungan kerja tidak sehat.
"Beberapa pajanan bahan di tempat kerja itu menyebabkan kondisi dan daya tahan tubuh di paru-paru menurun," kata dia.
Sementara di posisi ketiga, profesi paling banyak terpapar TBC adalah wiraswasta, selanjutnya pegawai BUMN dan BUMD dengan masing-masing temuan sekitar 44 ribu dan 37 ribu kasus.
Angka tersebut menandakan kasus tuberkulosis konsisten ditemukan pada usia produktif. Dari segi usia, kelompok 45-54 tahun paling banyak menjadi pasien tuberkulosis.
Meski begitu, risiko tuberkulosis pada setiap orang relatif tidak berbeda. Penyakit menular ini dipicu infeksi bakteri yang umum menyerang paru-paru dan organ tubuh lain.
Kelompok yang paling rentan adalah mereka yang memiliki imunitas buruk seperti memiliki riwayat penyakit penyerta diabetes, gangguan gizi, gagal ginjal, sampai HIV/AIDS.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Buruh dan Petani Ranking Teratas Pengidap TBC di RI, Ini Alasannya"