Foto: Christine Sandu/Unsplash |
Dilansir dari detikHealth yang dikutip dari webmd.com, Rabu (29/3/2023) methylprednisolone bermanfaat untuk mengobati radang sendi, kelainan darah, reaksi alergi parah dan gangguan pada mata.
Methylprednisolone juga dapat menekan produksi zat kimia yang sering menyebabkan gatal, kemerahan pembengkakan, hingga rasa nyeri di beberapa bagian tubuh.
Obat yang mampu menekan kekebalan tubuh ini juga dapat menjadi alternatif untuk kanker dan gangguan jantung, paru-paru, ginjal, dan usus.
Lalu bagaimana dosis pemakaian methylprednisolone? Simak penjelasan berikut ini lengkap dengan efek samping hingga cara kerjanya.
Dosis Pemakaian Methylprednisolone
Dosis pemakaian methylprednisolone tergantung dengan kondisi pasien dan jenis penyakitnya. Dalam bentuk tablet, obat ini tersedia dengan dosis 4 mg, 8 mg, dan 16 mg. Sementara, dalam bentuk injeksi (suntik) terdapat dosis 125 mg dan 500 mg.
Berikut adalah dosis pemakaian obat methylprednisolone berdasarkan kondisi penyakit pasiennya.
1. Mengatasi Peradangan dan Imunosupresif
Obat methylprednosolone diberikan dalam bentuk tablet oral dengan dosis berikut:
- Dewasa: 2-60 mg per hari dalam 1-4 dosis pemberian.
- Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per hari dalam 1-2 dosis pemberian.
2. Mengatasi Alergi
Obat methylprednosolone diberikan dalam bentuk tablet oral dengan dosis berikut:
- Dewasa: 24 mg hari ke-1, 20 mg hari ke-2, 16 mg hari ke-3, 12 mg hari ke-4, 8 mg hari ke-5, dan 4 mg hari ke-6.
3. Mengatasi Status Serangan Asma yang Parah/Asthmaticus
Obat methylprednosolone diberikan dalam bentuk injeksi intravena dengan dosis berikut:
- Dewasa: 40 mg, pemberian diulang tergantung kondisi pasien.
- Anak-anak: 1-4 mg/kgBB per hari selama 1-3 hari.
4. Mencegah Reaksi Penolakan pada Penerima Transplantasi Organ
Obat methylprednosolone diberikan dalam bentuk injeksi intravena dengan dosis berikut:
- Dewasa: 0,5-1 gr setiap hari sampai pasien stabil.
- Anak-anak: 10-20 mg/kgBB setiap hari selama 3 hari dengan dosis maksimal 1000 mg per hari
Efek Samping Penggunaan Methylprednisolone
Terdaftar dalam BPOM RI sebagai obat keras, pasien harus mengkonsumsi obat methylprednisolone dengan resep dan pengawasan dokter.
Berikut beberapa efek samping dari penggunaan obat tablet Methylprednisolone 4 mg, 6 mg, dan 18 mg, serta injeksi 125 dan 500 mg.
Efek Samping Umum
Beberapa efek samping umum penggunaan obat methylprednisolone:
- Pembengkakan di tangan atau pergelangan kaki
- Pusing (ada sensasi berputar)
- Perubahan periode menstruasi
- Sakit kepala
- Nyeri atau kelemahan otot
- Kembung dan merasa tidak nyaman di bagian perut
Reaksi Alergi
Reaksi alergi terhadap obat methylprednisolone di antaranya:
- Gatal-gatal
- Sulit bernapas
- Bengkak di bagian wajah, bibir, dan lidah
Efek Samping Serius
Jika kamu telah mengalami efek samping serius, segera konsultasikan dengan dokter. Efek samping serius penggunaan obat methylprednisolone di antaranya:
- Sesak nafas, bahkan pada aktivitas ringan sekalipun
- Berat badan bertambah dengan cepat
- Memar dan luka yang tidak kunjung sembuh
- Penipisan kulit
- Penglihatan kabur
- Depresi berat
- Tinja berdarah
- Batuk berdarah
- Kejang
Cara Kerja Methylprednisolone
Dikutip dari web pusat informasi medis Amerika, medlineplus.gov, methylprednisolone adalah sebuah kortikosteroid yang mirip dengan hormon alami yang diproduksi oleh kelenjar adrenal pada tubuh manusia.
Cara kerjanya adalah dengan menggantikan bahan kimia ini ketika tubuhmu tidak cukup memproduksinya.
Kortikosteroid mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon yang memasuki membran plasma termasuk jaringan target secara difusi pasif.
Jaringan tersebut akan membentuk kompleks reseptor steroid terhadap reseptor protein spesifik. Alhasil, sintesis protein spesifik yang merupakan perantara efek fisiologi steroid akan terstimulasi.
Pada jaringan hepar, hormon steroid akan merangsang transkripsi dan sintesis protein spesifik. Sementara, pada jaringan kain seperti sel limfoid dan fibrolas, hormon ini bersifat katabolic.
Jangan Berhenti Menggunakan Methylprednisolone Tanpa Konsultasi Dokter
Dilansir dari yankes.kemkes.go.id, pemberhentian penggunaan obat methylprednisolone yang mendadak dapat menyebabkan munculnya gangguan psikotik (gangguan jiwa berat).
Hal ini disebabkan oleh kegagalan aksis hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) yang salah satunya ditentukan oleh kortikosteroid sebagai umpan balik negatif untuk mengontrol hiperaktivasi dari aksis HPA.
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat menyebabkan penumpulan umpan balik negatif. Penggunaannya yang dihentikan mendadak juga akan menyebabkan hiperaktivasi aksis HPA secara tiba-tiba.
Sebab, aksis HPA yang terbiasa terkontrol dengan kortikosteroid akan hiperaktif saat faktor yang biasa mengontrolnya hilang. Buntutnya, tanda-tanda psikotik mulai muncul pada diri pasiennya.
Karenanya, pengguna obat methylprednisolone harus selalu dipantau dan dievaluasi oleh dokter baik dosis pemakaian maupun pemberhentiannya.
Nah, itu tadi penjelasan obat methylprednisolone 4 mg dan jenis lainnya lengkap dengan dosis, efek samping, dan cara kerjanya. Ingat ya, detikers, obat ini harus digunakan dibawah pengawasan dokter. Semoga bermanfaat!
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Methylprednisolone 4 Mg Obat Apa? Ini Dosis, Efek Samping, dan Cara Kerjanya"