Ilustrasi bandara AS. (Foto: REUTERS/Heiko Becker) |
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengonfirmasi bahwa pihaknya berencana untuk tidak lagi mewajibkan tes COVID bagi pelancong dari China pada Rabu. Hal ini adalah langkah signifikan menuju normalisasi hubungan antara kedua negara seiring dengan meredanya pandemi.
"Langkah kesehatan masyarakat diberlakukan untuk melindungi warga dan komunitas AS saat kami bekerja untuk mengidentifikasi kasus lonjakan (COVID China) dan mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang varian yang beredar," ungkap CDC dikutip dari Reuters, Kamis (9/3/2023).
Persyaratan tersebut akan dicabut karena AS memiliki bukti bahwa kasus, rawat inap, dan kematian mulai menurun di China, menurut sumber yang mengetahui masalah ini tanpa ingin disebutkan namanya. Negara-negara lain, termasuk Jepang telah mencabut pembatasan serupa untuk penerbangan masuk dari China dan AS berkonsultasi dengan mereka tentang langkah-langkah kesehatan masyarakat.
Sebelumnya, pada awal Januari, AS bergabung dengan negara lain dalam mengambil tindakan baru setelah keputusan Beijing untuk mencabut kebijakan Zero-COVID yang ketat. Penumpang pesawat yang berusia 2 tahun ke atas harus mendapatkan hasil tes COVID negatif tidak lebih dari dua hari sebelum keberangkatan dari China, Hong Kong atau Makau.
"Kami menyadari bahwa ada gelombang besar infeksi di (China) dan kurangnya transparansi oleh RRT (Republik Rakyat Tiongkok), yang berarti kami memiliki sedikit informasi tentang ukuran lonjakan atau varian yang beredar di dalamnya," kata CDC. .
CDC juga mengatakan akan melanjutkan program genome sequencing di bandara tertentu yang meminta para pelancong untuk secara sukarela membantu deteksi dini varian COVID baru.
"Program Pengawasan Genomic Berbasis Pelancong akan memantau penerbangan dari China dan pusat transportasi regional, serta penerbangan dari lebih dari 30 negara lain," ujar CDC.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "AS Bakal Cabut Persyaratan Tes COVID-19 Bagi Pelancong China"