Berikut ini adalah sederet negara di Asia yang mengalami krisis populasi. Apa penyebabnya? (Foto: AP/Eugene Hoshiko) |
Negara-negara di Asia khususnya bagian timur mengalami era penurunan populasi. Jepang menjadi negara pertama yang memperlihatkan tren menurunnya jumlah masyarakat.
Namun kasus penurunan jumlah populasi tersebut rupanya juga diikuti negara lain. Beberapa di antaranya adalah China dan Korea Selatan.
Apa yang menyebabkan penurunan populasi terjadi di negara-negara ini? Berikut ini adalah beberapa penyebabnya:
Jepang
Jumlah kelahiran yang rendah menjadi salah satu faktor utama penyebab penurunan populasi di Jepang. Pada tahun 2022, angka kelahiran di Jepang hanya mencapai 799.728.
Jumlah tersebut hampir setengahnya dalam 40 tahun terakhir. Lebih lanjut, angka kematian juga sudah melampaui angka kelahiran di Jepang selama lebih dari satu dekade. Hal ini menimbulkan masalah yang berkembang bagi para pemimpin ekonomi.
Populasi terus menurun semenjak ledakan ekonomi pada tahun 1980-an. Tingkat kesuburan di Jepang hanya sebesar 1,3 jauh di bawah tingkat 2,1 yang dibutuhkan untuk menjaga populasi yang stabil tanpa adanya imigrasi.
Banyak warga Jepang memilih untuk tidak memiliki anak. Biaya hidup tinggi, ruang yang terbatas, dan kurangnya dukungan pengasuhan anak di kota-kota membuat pasangan sulit untuk membesarkan anak.
China
Populasi masyarakat China menurun untuk pertama kalinya dalam 6 dekade. Jumlah masyarakat China yang sebelumnya berjumlah 1,4126 miliar turun menjadi 1,4118 miliar orang pada tahun 2022.
Salah satu kunci penyebab terjadinya penurunan populasi di China adalah kebijakan satu anak yang dilakukan pemerintah pada tahun 1979 yang dijalankan hingga 2015.
Kebijakan tersebut awalnya dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk, namun hal itu rupanya justru menghasilkan penurunan jumlah kelahiran dan ketidakseimbangan yang signifikan dalam rasio jenis kelamin.
Selain itu, penurunan populasi di China juga diperparah oleh beberapa faktor seperti biaya hidup yang tinggi, perubahan pandangan generasi muda terhadap pernikahan, dan perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh pandem COVID-19.
Korea Selatan
Pada tahun 2022, jumlah populasi Korea Selatan menurun hingga 123.800 orang. Jumlah tersebut merupakan penurunan terbesar yang pernah terjadi di Korea Selatan. Bahkan pada tahun 2020, untuk pertama kalinya angka kematian di Korea Selatan lebih tinggi daripada angka kelahiran.
Jumlah rata-rata harapan kelahiran bayi dari wanita Korea Selatan turun menjadi 0,78 pada tahun 2022. Pada tahun sebelumnya, angka mencapai 0,81.
Angka tersebut merupakan yang terendah di antara negara-negara dalam Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang memiliki rata-rata 1,59 pada tahun 2020. Bahkan, Ibu kota Korea Selatan, Seoul hanya mencatat angka kelahiran di angka 0,59.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sederet Negara Asia yang Alami Krisis Populasi, Angka Kelahiran Jeblok"