Hagia Sophia

11 April 2023

Benarkah Bedak Tabur J&J Bisa Picu Kanker?

(iStockphoto/gvictoria)

Lebih dari 38 ribu orang mengaku menjadi penyintas kanker imbas penggunaan bedak talk Johnson & Johnson. Mereka melayangkan tuntutan ganti rugi, hingga akhirnya perusahaan menyetujui untuk membayar secara hukum sebesar USD 8,9 miliar.

Perusahaan menyebut pembayaran ini tak lantas membenarkan tuduhan produk mereka memicu kanker. Sedari awal, Johnson & Johnson (J&J) bersikeras menyebut klaim dari para korban penyintas tidak berdasar.

Ada dugaan kontaminasi asbes dalam produk bedak bayi Johnson & Johnson berdasarkan laporan penyelidikan Reuters 2018. Disebutkan, J&J mengetahui selama beberapa dekade bahwa asbes, karsinogen, ada dalam produk mereka. Catatan internal perusahaan, kesaksian persidangan, dan bukti lain menunjukkan bahwa setidaknya dari tahun 1971 hingga awal 2000-an, bedak mentah dan bubuk jadi J&J terkadang diuji positif mengandung sejumlah kecil asbes.

Kasus ini disoroti sejumlah ahli termasuk dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker) Prof Zubairi Djoerban dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Mengutip salah satu riset, Prof Zubairi menjelaskan risiko kanker akibat penggunaan bedak di area tertentu jelas meningkat.

"Jadi rupanya pemakaian talk di sekitar organ genital atau di sekitar vagina itu bisa meningkatkan risiko kanker ovarium," jelas Prof Zubairi dalam akun Twitter pribadinya, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan.

"Dalam hal ini adalah bedak talk dari Johnson & Johnson yang diduga terkontaminasi dengan asbes," sambung dia.

Mengacu pada American Cancer Society, Prof Zubairi menekankan bedak talk memang bisa memicu kanker jika partikel dari produk melewati vagina, rahim, dan saluran tuba hingga sampai ke ovarium.

"Terdapat keberagaman temuan penelitian soal kemungkinan hubungan antara bedak dan kanker ovarium," jelas Prof Zubairi.

Di luar kasus tersebut, sebenarnya banyak kondisi yang bisa memicu kanker ovarium. Sederet hal ini juga tak kalah penting untuk diwaspadai, tak boleh dikesampingkan sebagai kemungkinan pemicu lainnya.

"Antara lain, obesitas, orang yang tinggi banget, perempuan dengan endometriosis, perempuan yang setelah menopause yang mendapat pil hormonal, perempuan di atas 50 tahun," jelas dia.

Prof Zubairi mengimbau setiap publik untuk berhati-hati dalam pemakaian bedak talk menyusul laporan lebih dari 38 ribu orang mengaku menjadi korban penyintas kanker karena kontaminasi asbes.

"Hati-hati," pesan dia.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Disebut Picu Kanker, Pakar Ingatkan Risiko Pakai Bedak Tabur di Area Ini"