Hagia Sophia

11 April 2023

Kebiasaan Hikikomori Warga Jepang Bisa Picu Krisis Populasi, Apakah Itu?

Mengenal kebiasaan menyendiri warga Jepang yang disebut Hikikomori. (Foto ilustrasi: iStock)

Sekitar 1,5 juta orang di Jepang dilaporkan hidup dalam isolasi. Fenomena ini dikenal sebagai Hikikomori.

Mereka tidak memiliki kontak sosial dan ini semakin meningkatkan kekhawatiran akan masalah kesehatan mental dan juga kesejahteraan sosial.

Diberitakan CNN, sebuah survei yang dilakukan Badan Anak dan Keluarga di Jepang pada November 2022 menyatakan bahwa setelah pandemi COVID-19, sebagian besar penduduk Jepang menderita fenomena penarikan sosial ini. Survei dilakukan pada sekitar 30.000 orang antara usia 10 dan 69 tahun.

Jajak pendapat menemukan bahwa lebih dari seperlima responden berusia 15-39 telah diisolasi secara sosial dari enam bulan hingga kurang dari setahun. Lebih dari 20 persen mengatakan mereka mengalami masalah dengan hubungan interpersonal, sementara lebih dari 18 persen menyebutkan pandemi menjadi pemicunya.

Hikikomori atau pengucilan yang sudah ada sejak 1980-an ini merujuk pada sebuah kondisi, di mana orang telah diisolasi setidaknya selama enam bulan. Beberapa hanya keluar untuk membeli bahan makanan atau untuk kegiatan sesekali, sementara yang lain bahkan tidak meninggalkan kamar tidur mereka.

Alasan umum yang biasa digunakan banyak masyarakat untuk isolasi sosial adalah kehamilan, kehilangan pekerjaan, sakit, pensiun dan memiliki hubungan interpersonal yang buruk-tetapi alasan utamanya adalah COVID-19, dengan lebih dari seperlima responden menyebut pandemi sebagai faktor penting dalam gaya hidup tertutup mereka.

Sebagai fenomena sosial di Jepang di mana seseorang memilih untuk menarik diri dari interaksi sosial dan mengisolasi diri dalam jangka waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun, terdapat spekulasi yang menilai hikikomori dapat memengaruhi krisis populasi Jepang,

Hikikomori dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti:
  • Tekanan akademik
  • Penindasan
  • Kecemasan sosial
  • Depresi
Struktur keluarga Jepang juga berkontribusi pada ledakan di Hikikomori. Jepang mempraktikkan bakti, yang menunjukkan rasa hormat kepada orang tua dan merawat mereka di usia tua. Hal ini agaknya mengancam kesehatan mental dan memicu rasa bersalah ketika kewajiban tidak dipenuhi.

Para peneliti dilaporkan masih memperdebatkan apakah ini sindrom budaya atau gangguan psikologis.






























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mengenal Hikikomori, Kebiasaan Menyendiri Warga Jepang yang Picu Krisis Populasi"