Foto: Agung Pambudhy |
Kementerian Kesehatan RI melaporkan ada 7 kasus COVID-19 dengan subvarian Omicron XBB.1.16 atau disebut varian Arcturus di Indonesia. Varian ini diduga menjadi biang kerok lonjakan kasus COVID-19 di sejumlah negara, termasuk India dan Singapura.
Begitu juga Indonesia, terpantau mengalami kenaikan kasus COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir. Namun hingga kini, pihak Kemenkes RI belum bisa memastikan bahwa kenaikan tersebut dipicu oleh varian Arcturus.
Mengingat yang kasus yang terlaporkan baru ada 7 kasus, ada kemungkinan, kenaikan COVID-19 kali ini masih dipicu oleh varian Corona yang sudah merebak sebelumnya.
"Untuk Indonesia baru ada 7 (kasus), masih sangat sedikit. Tapi kita tunggu lagi. Sama, XBB sedikit-sedikit penyebarannya. Di Indonesia saat ini didominasi tiga varian XBB, XBB 1, kemudian BQ. Untuk Arcturus kemarin masuk kan masih 7 kasus. Kita tunggu saja," ungkap juru bicara Kemenkes RI, Mohammad Syahril, dalam konferensi pers terkait update perkembangan COVID-19, Senin (17/4/2023).
Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu menyebut dengan kondisi saat ini, kasus COVID-19 di Indonesia masih berada di bawah ambang batas aman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun memang sorotannya, varian Arcturus diketahui lebih cepat menular dibandingkan varian Corona yang merebak sebelumnya, yakni BA.4 dan BA.5.
"(Kenaikan kasus COVID-19 RI) masih didominasi varian yang lama. Tapi kita harus waspadai memang Arcturus itu. Karena kan penularannya 1,5 kali daripada Kraken (XBB.1.5)," pungkas Maxi.
Data terakhir pada Senin (17/4), Indonesia mencatat 725 kasus baru COVID-19, dibarengi 736 kasus sembuh dan 6 pasien COVID-19 meninggal dunia. Beberapa hari sebelumnya yakni pada Jumat (14/4), kasus baru harian COVID-19 menembus seribu, dengan angka 1.017 kasus.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Varian Arcturus Muncul Jelang Lebaran, Picu Kasus Naik di RI?"