Beijing dihantam gelombang panas ekstrem. (Foto: REUTERS/Tingshu Wang) |
Beijing mencatat rekor suhu terpanas di bulan Juni setelah lebih dari 60 tahun, dengan suhu menembus 41 derajat celcius. Hari ini, kota tersebut mengeluarkan peringatan 'merah' sebagai pertanda level tertinggi cuaca panas.
Peringatan suhu tinggi tersebut berasal dari stasiun cuaca di pinggiran selatan, yang dianggap sebagai patokan utama Beijing. Suhu tertinggi sebelumnya di bulan Juni tercatat pada 10 Juni 1961, dengan suhu 40,6 derajat celcius.
Menanggapi kondisi tersebut, otoritas setempat memperingatkan masyarakat perihal potensi dampak kesehatan dari suhu tinggi yang berkepanjangan. Pasalnya, suhu tinggi yang berangsur lama dapat memicu heatstroke.
Mereka menyarankan penduduk untuk mengonsumsi minimal 1,5 liter air setiap hari sembari membatasi aktivitas di luar ruangan.
China menggunakan sistem peringatan cuaca empat tingkat, dengan warna merah yang paling parah disusul oleh warna oranye, kuning, dan biru. Peringatan merah menandakan bahwa suhu diperkirakan akan melampaui 40 derajat celcius dalam waktu 24 jam.
Pada Kamis (22/6), Administrasi Meteorologi China menyatakan suhu tinggi akan bertahan di wilayah utara China selama delapan hingga sepuluh hari ke depan. Pemantauan dan peringatan berkelanjutan terkait suhu tinggi diumumkan untuk berbagai lokasi, termasuk Beijing, Tianjin, Hebei, Shandong, Henan, dan Mongolia Dalam.
Tianjin, kota pelabuhan di China utara dengan populasi lebih dari 13 juta jiwa, juga mengalami panas ekstrem. Pada Kamis (22/6), suhu di kota tersebut mencapai 41,2 derajat celcius dan memecahkan rekor lokal.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Suhu di Beijing Tembus 41 Derajat Celcius, Warga Terancam Kena Heatstroke"