Kemenkes RI melaporkan kasus rabies di Indonesia. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Tatyana) |
Kementerian Kesehatan RI menyoroti, jumlah kasus rabies di Indonesia sempat melonjak pada 2022. Berlanjut pada 2023, sejauh ini, sudah ada 31 ribu kasus rabies akibat gigitan hewan, 11 di antaranya meninggal dunia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan ada beberapa wilayah dengan kasus rabies tertinggi di tahun 2023, yakni:
"Dan kasus kematian paling banyak justru saat ini yang tercatat ada 3 kematian di Sulawesi Selatan," tutur Imran dalam konferensi pers virtual, Jumat (2/6/2023).
Imran juga melaporkan, kini ada dua wilayah di Indonesia yang telah menyatakan rabies sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Jadi yang kami dapat laporannya baru ada 2 kabupaten yang menyatakan KLB, yaitu Kabupaten Sikka di NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan," kata Imran.
"Pulau Timor itu tidak pernah melaporkan kasus rabies. Jadi begitu ada satu kasus, itu sudah dianggap bahaya banget," jelasnya.
Dalam penjelasannya, Imran juga menjelaskan gejala awal rabies pada manusia yang perlu diwaspadai. Berawal dari demam dan letih-lesu, hingga kemudian muncul fobia pada air (hidrofibia) dan cahaya (fotofobia).
"Insomnia, sakit kepala hebat, kemudian sering ditemukan nyeri. Ini yang akhirnya membuat kaku sehingga dia tidak bisa menelan. Kemudian setelah itu lanjut ke rasa kesemutan, kemudian panas di lokasi gigitan," ungkap Imran.
"Kemudian timbul fobia yaitu hidrofobia. Dia takut air. Kemudian aerofobia, kemudian fotofobia jadi dia takut dengan cahaya akhirnya meninggal dunia," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kemenkes RI Sebut 2 Wilayah Ini KLB Rabies, Separah Apa Kondisinya?"