Ilustrasi pria yang mengalami 'menopause'. (Foto: iStock) |
Seiring bertambahnya umur, tubuh manusia pastinya akan mengalami perubahan, baik secara fisik, psikologis, ataupun fungsi seksualnya. Pada wanita, proses ini kerap dikenal dengan sebutan menopause yang ditandai dengan berakhirnya siklus menstruasi saat mulai memasuki usia tertentu.
Tak hanya pada wanita, ternyata pria juga bisa mengalami menopause yang disebut sebagai kondisi andropause. Andropause sendiri adalah kondisi menurunnya kadar hormon testosteron pada pria, yang hampir sama dengan menopause pada wanita.
"Untuk laki-laki itu ada namanya andropause. Andropause ini hanya dialami oleh laki-laki karena memiliki hormon testosteron," jelas dr Rizki Nasution, saat ditemui detikcom di kawasan Jakarta Utara, Senin (29/5/2023).
"Hormon testosteron puncaknya pada pria pada saat berusia 20 tahun ke atas sampai usia 30. Jadi saat pria berusia 30 tahun dan ke atasnya lagi, itu per tahun akan turun sekitar 1 persen hormon testosteronnya," lanjut dr Rizki.
dr Rizki menjelaskan, ciri-ciri ketika pria dewasa mulai memasuki fase andropause bisa banyak diamati dan dirasakan dalam hal-hal sederhana dalam keseharian.
"Yang paling simple dari mudah lelah, mudah cape, sering kelelahan yang amat sangat, kemudian rontoknya rambut, lemak di perut mulai menumpuk, kemudian otot-otot badan yang mulai menyusut, lalu beberapa pria itu ada namanya man boobs mulai terbentuk tuh. Itu adalah ciri-ciri pada saat pria sudah mulai mengalami penurunan hormon testosteron," paparnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa hormon testosteron pada pria ini berfungsi untuk menjaga metabolisme tubuh agar tetap fit dan menjaga stamina agar tetap optimal. Penurunan testosteron bisa mengakibatkan terganggunya juga kemampuan metabolisme tubuh pria yang dapat berdampak pada fungsi kognitif.
"Metabolisme tubuh pria itu kalau sudah terganggu akan menganggu fungsi kognitif, moodnya, hormonalnya. Mudah cape akan berefek pada mudah marah, sensitif, pulang kerja bawaannya marah-marah terus. itu juga bisa dipengaruhi oleh penurunan testosteron," ujar dr Rizki.
Dalam menghadapi permasalahan ini, dr Rizki juga menjelaskan bahwa hal ini memang tidak dapat dihindari. Namun, penurunan kadar testosteron dapat dicegah agar tidak terjadi penurunan yang terlalu drastis.
"Umur tidak bisa kita lawan ya. Tapi menurun secara drastis dari sebuah hormon di tubuh kita itu bisa kita cegah, bisa kita perlambat," katanya.
"Fisiologis tubuh kita tingkatkan dengan olahraga, hidup sehat, makan-makanan kita pilah pilih, diet secara teratur, minum-minuman alkohol dengan kadar tinggi kita kurangi, rokok kita stop, olahraga yang meningkatkan vitalitas, olahraga yang ke arah endurance itu juga sangat membantu untuk menjaga hormon testosteron ini tidak menurun secara drastis," sambungnya.
Bagi para pria yang memang memiliki kesibukan sehingga terhambat untuk bisa melakukan olahraga secara rutin, dr Rizki menganjurkan untuk mengonsumsi suplemen untuk membantu mengisi kekurangan itu.
"Idealnya untuk satu minggu kita harus olahraga dua sampai tiga hari. Tapi kan kita tidak bisa full untuk olahraga terus untuk mereka yang sangat aktif. Kita bisa mengisinya dengan minum suplemen," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bapak-bapak Waspada! 'Menopause' Juga Bisa Dialami Pria, Begini Tanda-tandanya"