Hagia Sophia

05 June 2023

Tragedi Kereta India: Kisah Pilu Orangtua Cari Jasad Anaknya

Kecelakaan maut di India. (Foto: AP/Rafiq Maqbool)

Kecelakaan mengerikan kereta di India menyisakan banyak duka bagi keluarga. Di luar kamar jenazah darurat, sepasang suami istri terlihat menangis mencari tubuh putra mereka yang berusia 22 tahun.

Mereka mendekati mayat yang berjejeran di sana, melihatnya satu per satu, kebanyakan sudah sulit diidentifikasi lantaran kondisi tubuh tak lagi utuh. Sampailah pada satu jenazah yang memiliki sebuah liontin di lehernya, pertanda jasad tersebut memang anaknya.

Tangis pasutri itu tidak terbendung, sang ibu sesekali menahan air mata dan bersandar di bahu suaminya.

Adapun kamar jasad darurat dibuat sejak tabrakan tiga kereta yang mengerikan pada Jumat (2/6/2023), di Bahanaga High School, kurang dari satu kilometer dari lokasi kecelakaan dekat Balasore, negara bagian timur Odisha.

Hingga saat ini tercatat ada 288 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Beberapa gerbong kereta terbalik, yang lain tertimpa reruntuhan.

"Jenazah yang datang ke sini sudah dalam keadaan sangat memprihatinkan," kata Arvind Agarwal, petugas kamar mayat darurat. Suhu panas yang membara semakin merusak kondisi banyak jasad tersebut.

"Tantangan terbesar adalah identifikasi," kata Agarwal, yang duduk di kantor kepala sekolah.

Relawan Siddharth Jena, 23, duduk di sebelahnya dengan laptop yang telah menomori foto setiap jenazah.

Koridor Sekolah Penuh dengan Mayat

Bau daging busuk menggantung di udara di sekitar sekolah. Lusinan orang duduk di luar gerbang, berharap menemukan kerabat mereka yang hilang.

Setelah sebuah keluarga mengidentifikasi kerabat mereka dari foto, mereka diberi tanda terima yang memungkinkan untuk melihat jenazah.

"Kami menerima 179 jenazah di sini, tapi hanya 45 yang bisa diidentifikasi," kata Ranajit Nayak, petugas polisi yang bertugas melepaskan jenazah.

Jenazah dalam tas putih bertanda teridentifikasi atau tidak dikenal berjejer di kedua sisi koridor berlumuran darah pada Sabtu malam, dengan jenazah lainnya disimpan di ruang kelas.

"Ada mayat dengan hanya batang tubuh, wajah yang terbakar seluruhnya, tengkorak yang rusak dan tidak ada penanda identitas lain yang terlihat," kata Nayak.

"Apakah Anda berharap bahwa identifikasi ini akan mudah bagi siapa saja?"

Pekerjaan dimulai pada Sabtu malam untuk memindahkan jenazah tak dikenal ke pusat dengan fasilitas yang lebih baik untuk mengawetkan jenazah bagi kerabat yang bepergian jarak jauh.

Mayat tak dikenal kemudian akan dipindahkan ke kamar mayat kota permanen.

Bagi beberapa orang, seperti Abhijit Chakrabarty, 27, dari negara bagian Benggala Barat, penantiannya telah berakhir. Dia melihat foto dengan gelang yang dikenakan oleh saudara iparnya yang berusia 25 tahun, Subhashish, yang hilang.

Tetapi yang lain melanjutkan pencarian putus asa mereka. Agarwal, pejabat di sekolah tersebut, memperingatkan bahwa beberapa keluarga mungkin harus melakukan tes DNA untuk mendapatkan kecocokan.

Noor Jamal Mondon, 38, dari distrik Bardhaman di Benggala Barat, tidak mendengar kabar apa pun dari saudara laki-lakinya yang hilang, Yaad Ali, 35.

"Kami telah memeriksa semua rumah sakit dan lokasi kecelakaan sepanjang hari," kata Mondon, seorang imam masjid. "Kami sekarang melihat mayat di kamar mayat sekali lagi."
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pilu, Perjuangan Pasutri Temukan Jasad Anak Korban Tragedi Ngeri Kereta India"