Lagi-lagi laboratorium Wuhan disebut jadi tempat asal-usul COVID-19. (Foto: AP Photo) |
Tim penyidik dari Amerika Serikat (AS) kembali mengungkap informasi baru terkait asal-usul COVID-19. Mereka percaya bahwa COVID-19 diciptakan oleh para ilmuwan di laboratorium Wuhan melalui eksperimen pada virus Corona serupa, yang ditemukan di poros tambang di China Selatan.
Penyidik mengklaim bahwa para ilmuwan di Institut Virologi Wuhan menjalani eksperimen berisiko untuk menciptakan virus Corona mutan yang mematikan, dengan menggabungkan jenis yang baru ditemukan, tepat sebelum wabah COVID-19 muncul.
"Para peneliti di Institut Virologi Wuhan menggabungkan virus corona yang mematikan untuk menciptakan galur mutan yang sangat menular, yang kemudian digunakan untuk menginfeksi tikus albino," klaim para peneliti AS, dikutip dari Daily Mail, Senin (12/6/2023).
"Program penelitian dirahasiakan dan ditutup-tutupi karena didanai oleh militer China dengan tujuan mengembangkan senjata biologis," lanjutnya.
Para penyidik mengklaim eksperimen tersebut menyebabkan terciptanya COVID-19. Hingga virus itu bocor ke kota Wuhan melalui kecelakaan laboratorium, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Mereka mengungkapkan laboratorium Wuhan awalnya digunakan untuk menemukan asal-usul virus mematikan SARS, yang pertama kali menyebar di China selatan pada tahun 2002. Namun, lembaga penelitian tersebut terlibat dalam eksperimen yang semakin berisiko terhadap virus Corona yang diambil dari gua-gua di China selatan.
Pada tahun 2016, para peneliti dari Institut Wuhan menemukan virus Corona baru di tambang-tambang di Mojiang, Yunnan, dekat perbatasan China dengan Laos. Virus Corona yang ditemukan di mineshaft Mojiang dipahami sebagai satu-satunya COVID-19 yang telah ada sebelum pandemi.
Namun, otoritas China gagal melaporkan kematian terkait virus Corona baru yang ditemukan di mineshaft, yaitu lubang sempit yang dalam yang turun ke tambah di Mojiang.
"Sebaliknya, virus mineshaft dibawa kembali ke Institut Virologi Wuhan tempat para peneliti meluncurkan program penelitian rahasia," kata para penyelidik.
Penyelidik AS percaya inisiatif penelitian rahasia ini bertujuan untuk membuat virus yang baru ditemukan lebih menular dengan menggabungkannya dengan virus corona lainnya. Mereka mengklaim fakta program penelitian dirahasiakan karena didanai oleh militer China, sejalan dengan upaya pengembangan senjata biologis.
Percobaan melihat tikus albino dengan paru-paru mirip manusia terinfeksi virus mirip SARS, yang menyebabkan tingkat kematian 75 persen. Eksperimen berisiko melihat tikus terinfeksi dengan tiga virus yang tumbuh di laboratorium, dibuat dengan menggabungkan virus mirip SARS dengan yang ditemukan di sebuah gua di Yunnan pada tahun 2012.
Para penyelidik percaya eksperimen rahasia ini akhirnya mengarah pada penciptaan COVID-19, sebelum bocor secara tidak sengaja dari laboratorium Wuhan. Mereka yakin, virus itu bocor dari lab Wuhan ke kota berpenduduk hampir sembilan juta orang itu melalui kecelakaan laboratorium.
Mereka juga yakin bahwa sejumlah peneliti di Institut Virologi Wuhan tertular COVID-19 pada November 2019, sebulan sebelum negara lain menyadari adanya virus tersebut.
Sebuah studi dari Universitas Wuhan menunjukkan daerah sekitar Wuhan Institute of Virology ini menjadi pusat awal penyebaran COVID-19. Namun, penyidik mengatakan tautan ke laboratorium Wuhan ditutup-tutupi.
Pihak laboratorium mengklaim bahwa wabah itu disebabkan oleh pasar makanan basah Huanan, yang terletak di sisi lain sungai Yangtze yang mengalir melalui kota.
Klaim lainnya, para penyidik AS juga percaya laboratorium Wuhan sudah mulai mengerjakan vaksin sebelum pandemi. Seorang ilmuwan militer yang sangat berprestasi, Zhou Yusen, kemudian menghasilkan paten vaksin dengan kecepatan luar biasa, pada Februari 2020, hanya beberapa bulan setelah wabah terungkap.
Hingga sebuah laporan mencuat, yang mengklaim bahwa Zhou pasti sudah mulai mengembangkan vaksinnya paling lambat November 2019, tepat saat pandemi dimulai. Namun, ahli vaksin militer berusia 54 tahun itu kini diketahui sudah meninggal.
Para penyidik diberitahu oleh para saksi bahwa ahli vaksin itu terlempar dari atap Institut Wuhan.
"Menyusul kebocoran tersebut, otoritas China memimpin tindakan keras informasi, yang membuat para peneliti diblokir untuk menyelidiki asal-usul COVID-19," beber para penyelidik AS.
Hal itu membuat ilmuwan asing ditolak masuk ke gua tempat virus corona pertama kali ditemukan. Bahkan, sampel yang didapatkan juga diambil oleh polisi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tim Penyidik AS Masih Ngotot Asal Usul COVID-19 Bocor dari Lab Wuhan"