Hagia Sophia

31 July 2023

Ditemukan Jejak HIV Tertua di Republik Demokratik Kongo

Foto: Getty Images/iStockphoto/atakan

Urutan gen tertua yang diketahui hampir lengkap dari jenis HIV yang menyebar ke seluruh dunia telah ditemukan dalam sampel jaringan dari Republik Demokratik Kongo (DRC). Sampel jaringan tersebut diambil dan diawetkan pada tahun 1966 membuatnya genom tertua yang pernah ditemukan.

Para peneliti yang menerbitkan temuan mereka di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menyebut urutan gen berasal dari waktu sebelum virus penyebab AIDS ditemukan pada tahun 1983.

"Ini bagus untuk diketahui, karena itu berarti model evolusi kami yang selalu kami terapkan pada urutan virus kami bekerja dengan baik," kata Sophie Gryseels, peneliti pascadoktoral dalam virologi evolusioner dan komputasi di Universitas Katolik Leuven (KU Leuven) di Belgia kepada Live Science.

Berdasarkan urutan genetik sampel virus, para ilmuwan berpikir bahwa HIV, atau human immunodeficiency virus, pertama kali ditemukan pada manusia di Afrika Tengah sekitar awal 1900-an, menyebar dari simpanse. Ada banyak jenis virus, tetapi yang bertanggung jawab atas 95 persen kasus di seluruh dunia berada dalam sub kelompok yang disebut HIV-1 grup M.

Dengan setidaknya 80 tahun antara awal penularan HIV-1 pada manusia dan penemuan virus, banyak dinamika awal penyakit ini tetap misterius. Model matematis dari tingkat mutasi virus mengisyaratkan ketika HIV pertama kali mulai menyebar dari manusia ke manusia, penularan yang pada akhirnya berubah menjadi endemi.

Gryseels bergabung dengan proyek yang sedang berlangsung yang dipimpin oleh ahli biologi evolusi Universitas Arizona Michael Worobey, dan bersama dengan rekan lainnya di Belgia, Amerika Serikat dan DRC, menganalisis 1.645 spesimen biopsi yang dikumpulkan di Afrika Tengah antara tahun 1958 dan 1966 untuk keperluan diagnosis kondisi medis.

Biopsi telah diawetkan dalam formalin kimia dan kemudian disematkan dalam lilin parafin. Dengan menggunakan metode PCR yang sangat sensitif (mirip dengan metode yang digunakan untuk mendeteksi virus corona baru SARS-CoV-2 dalam penyeka hidung dan tenggorokan), para peneliti mencari petunjuk tentang genom HIV. Mereka hanya menemukan satu: Urutan dalam biopsi kelenjar getah bening dari seorang pria berusia 38 tahun.

Ada fragmen HIV yang lebih tua di luar sana, satu dari tahun 1959 dan satu lagi dari tahun 1960, juga dari DRC. Tetapi potongan-potongan itu tidak lengkap, dan karenanya tidak dapat menawarkan banyak informasi tentang mutasi virus.

"Fragmen-fragmen itu juga berasal dari subtipe HIV yang berbeda, yang menunjukkan bahwa virus tersebut telah beredar selama beberapa waktu pada manusia sebelum tahun 1950-an," ujar Gryseels.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Peneliti Temukan Jejak HIV Tertua dari Sampel Jaringan Tahun 1966"