Hagia Sophia

06 August 2023

Apakah Intermitten Fasting Aman Bagi yang Miliki Riwayat Sakit Maag? Ini Kata Dokter

Tika Panggabean. Foto: Instagram@botikapanggabean

Sosok Tika Panggabean belakangan ini menjadi sorotan publik lantaran penampilan fisiknya berubah drastis imbas penurunan berat badan. Kabarnya, ia berhasil memangkas berat badannya berkat menjalani diet intermittent fasting selama 10 tahun.

Dokter spesialis gizi klinik, dr Karin Wiradarma, MGizi, SpGK, menjelaskan pada dasarnya, intermittent fasting adalah metode diet dengan berpuasa. Misalnya, pada kebanyakan pemula, diet ini dilakukan dengan teknik 16-8.

Artinya dalam sehari, seseorang boleh makan dalam periode waktu 8 jam, misalnya pukul 10 pagi hingga 6 sore. Kemudian pada 16 jam lainnya, ia berhenti mengkonsumsi makanan apa pun kecuali minuman nol kalori seperti air putih.

Yang kerap menjadi pertanyaan, apakah orang-orang dengan riwayat maag boleh ikut menjalani metode diet ini? Jika harus menahan makan selama 16 jam, apakah lambung bakal aman?

Menjawab itu, dr Karin menjelaskan memang ada beberapa riwayat penyakit yang membuat seseorang tidak dianjurkan untuk menjalani intermittent fasting. Misalnya, orang dengan riwayat penyakit gerd. Namun memang jika penyakit tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, diet intermittent fasting masih boleh diterapkan.

"Mereka yang punya sakit maag yang cukup parah atau gerd. Kalau telah makan sedikit, gerd-nya ngebakar di dada sampai sesak napas, sampai berat, itu yang muntah-muntah mungkin. Itu nggak disarankan," terangnya kepada detikcom dalam siaran e-Life, Jumat (4/8/2023).

"Kecuali kalau maag-nya nggak terlalu parah, minum obat maag dikit juga oke. (Kalau) nggak mengganggu produktivitas, aktivitas, dan kesehatan, itu boleh. Dan juga untuk mereka yang memiliki masalah makan seperti anoreksia, bulimia, sebaiknya jangan melakukan intermittent fasting ini," imbuhnya.

Selain orang dengan riwayat gerd, orang dengan riwayat penyakit gula juga tidak dianjurkan untuk menjalani diet intermittent fasting. Pasalnya ditakutkan, jika kadar gula terlalu drop atau melonjak, akan sulit untuk menstabilkannya kembali.

"Mereka yang memiliki penyakit diabetes atau kencing manis. Karena orang yang punya kencing manis itu dia rentan sekali gulanya nge-drop, entar gulanya ketinggian, susah stabilnya. Kalau orang yang punya diabetes dianjurkan untuk makannya kecil-kecil tapi sering. Beda dengan intermittent fasting," beber dr Karin.

Selain itu menurut dr Karin, metode diet intermittent fasting juga tidak dianjurkan untuk orang-orang yang masih berusia di bawah 18 tahun atau masih masa pertumbuhan.

"Kalau memang masih di bawah 18 tahun. Karena kan masih bertumbuh ya. Takutnya kalau dietnya ketat, nanti asupan makanannya itu kurang. Yang ditakutkan adalah pertumbuhannya nggak optimal. Kan sayang kalau masih bisa tinggi terus karena makanannya kurang atau bagaimana, tingginya nggak optimal," pungkasnya.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ingin Diet Intermittent Fasting seperti Tika Panggabean tapi Punya Maag, Amankah?"