Foto: Instagram/@botikapanggabean |
Sosok Tika Panggabean yang kini lebih langsing menjadi sorotan publik. Personil Project Pop itu berhasil memangkas berat badannya berkat menjalani diet intermittent fasting.
Tika sudah melakukan diet tersebut selama hampir 10 tahun. Hasil dietnya yang mencengangkan membuat banyak orang penasaran dengan metode intermittent fasting tersebut.
1. Apa Itu Intermittent Fasting?
Dokter spesialis gizi klinik, dr Karin Wiradarma, MGizi, SpGK menuturkan intermittent fasting adalah sebuah metode diet yang membatasi durasi waktu makannya dalam sehari.
Lebih lanjut, dr Karin mengatakan intermittent fasting memiliki banyak varian, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Sehingga, pemula pun bisa mencoba metode diet ini.
2. Asal Usul Intermittent Fasting
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kok bisa ada diet intermittent fasting? Kenapa metodenya mirip dengan puasa?
dr Karin menjelaskan intermittent fasting ternyata diadopsi dari kebiasaan nenek moyang di zaman purba.
"Jadi intermittent fasting itu karena zaman nenek moyang kita dulu, zaman purba lah ya, ntar bisa makan, ntar harus puasa lama. Karena sejak dulu itu mereka pekerjaannya berburu kan. Kalau nggak dapat hewan buruan, puasa," ujarnya kepada detikcom dalam siaran detik e-Life, Sabtu (4/8).
3. Pola Makan saat Intermittent Fasting
dr Karin mengungkapkan orang yang menjalani diet intermittent fasting hanya boleh makan dalam periode beberapa jam tertentu dalam satu hari. Namun catatannya, tak berarti orang yang menjalani diet ini bisa makan kalap sembarangan.
Agar kesehatan tubuh tetap terjaga, ada makanan yang perlu dijaga kadar asupannya.
"Pertama adalah deep fried. Yang kedua adalah gula. Yang ketiga adalah tepung. Sebisa mungkin itu kita kurangilah," imbuhnya.
4. Kalau Punya Maag, Bolehkah Intermittent Fasting?
Berpuasa menjadi tantangan tersendiri bagi pengidap penyakit maag. Kendati demikian, dr Karin mengatakan orang yang mengidap sakit maag masih bisa melakukan intermittent fasting, dengan catatan maagnya tidak dalam kondisi yang sangat parah.
"Kalau maag-nya nggak terlalu parah, minum obat maag dikit juga oke. (Kalau) nggak mengganggu produktivitas, aktivitas, dan kesehatan, itu boleh," ucapnya.
Sementara, dr Karin mengimbau pengidap maag parah dan gangguan makan untuk tidak melakukan intermittent fasting.
"Mereka yang punya sakit maag yang cukup parah atau gerd. Kalau telah makan sedikit, gerd-nya ngebakar di dada sampai sesak napas, sampai berat, itu yang muntah-muntah mungkin. Itu nggak disarankan," ujarnya.
"Dan juga untuk mereka yang memiliki masalah makan seperti anoreksia, bulimia, sebaiknya jangan melakukan intermittent fasting ini," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bikin Tika Panggabean Sukses Pangkas BB, Ini 4 Fakta Intermittent Fasting"