Hagia Sophia

21 September 2023

NASA Berhasil Abadikan Ledakan Matahari dari Jarak Dekat

Momen Langka, NASA Abadikan Ledakan Matahari dari Jarak Dekat. Foto: NASA

Wahana Parker Solar Probe milik NASA terbang menembus letusan Matahari besar dan menangkap semua momen dengan kamera. Ini adalah rekaman jarak dekat pertama yang menangkap ledakan Matahari semacam ini.

Video tersebut, yang dirilis oleh para ilmuwan di Johns Hopkins Applied Physics Laboratory, menampilkan lontaran massa koronal atau coronal mass ejection (CME) yang sangat dahsyat yang terjadi tahun lalu.

CME adalah ledakan besar plasma super panas yang keluar dari atmosfer Matahari. Mereka terdiri dari partikel bermuatan yang dapat memicu pemadaman radio dan menyebabkan kekacauan lain jika menghantam Bumi.

NASA mengatakan bahwa CME yang menghantam Parker Solar Probe adalah salah satu lontaran massa korona paling kuat yang pernah tercatat.

Beruntung bagi para ilmuwan yang sedang mempelajari Matahari, Parker Solar Probe milik NASA terbang menembus CME dan selamat, serta menangkap peristiwa tersebut dengan kamera. (Letusan dimulai sekitar 14 detik pada video di bawah)



Menurut Johns Hopkins Applied Physics Laboratory, CME dapat menembakkan medan magnet yang terkadang mengeluarkan miliaran ton plasma dengan kecepatan 60 hingga 1.900 mil per detik.

"Adapun yang terjadi pada September lalu, Parker mencatat kecepatan partikel hingga 840 mil per detik," menurut Johns Hopkins. Data ini dapat membantu fisikawan memahami apa yang mendorong CME dan mengirimkan partikel dengan kecepatan tinggi.

Misi Parker Solar Probe sentuh Matahari

Parker Solar Probe dirancang khusus untuk mempelajari Matahari. NASA menyebutkan, Parker Solar Probe tak hanya merupakan yang tercepat dalam sejarah, tetapi juga yang paling dekat dengan Matahari, dalam jarak 4 juta mil dari permukaannya, dan selamat dalam perjalanan.

"Kami sudah tahu sejak awal bahwa Parker Solar Probe akan terbang melalui CME," kata Jim Kinnison, insinyur sistem misi Parker Solar di Johns Hopkins Applied Physics Laboratory, dikutip dari Science Alert.

"NASA merancang wahana tersebut untuk bisa menahan suhu terik di dekat Matahari. Pesawat luar angkasa ini dilengkapi dengan pelindung panas khusus serta sistem otonom yang melindungi perangkat dari emisi cahaya Matahari," terang NASA.

Ketika Parker Solar Probe pertama kali mendeteksi CME, jaraknya sekitar 9,7 juta mil dari permukaan Matahari. Kemudian, wahana tersebut bergerak setelah terjadi gelombang kejut CME. Penyelidikan wahana Parker menghabiskan hampir dua hari mempelajari CME yang satu ini dan berhasil tanpa cedera.

Peran debu luar angkasa dalam CME

Selama CME yang sama, para peneliti NASA juga mengamati bagaimana badai mempengaruhi debu antarplanet, yakni partikel yang melayang di luar angkasa.

Mereka berharap mempelajari lebih lanjut tentang interaksi ini akan membantu mereka memperkirakan cuaca luar angkasa dengan lebih baik di masa depan.

"Apakah debu antarplanet mempengaruhi bentuk CME? Apakah itu mempengaruhi kecepatannya? Kami baru mulai memahami bahwa hal itu berpengaruh," kata Russ Howard, fisikawan di Johns Hopkins Applied Physics Laboratory.

Misi yang dilakukan Parker Solar Probe, telah memberi para ilmuwan gambaran sekilas tentang fenomena Matahari lainnya, termasuk sekilas mengenai sumber angin Matahari.




























Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Momen Langka, NASA Abadikan Ledakan Matahari dari Jarak Dekat"