Manajer Man City, Pep Guardiola. (Foto: REUTERS/KIM KYUNG-HOON) |
Pep Guardiola bertekad menjaga ucapannya di pinggir lapangan. Manajer Manchester City itu tak mau kena hukuman menyaksikan laga timnya dari tribun.
Guardiola tak bisa mendampingi timnya di bench saat Man City bertandang ke markas Wolverhampton Wanderers akhir pekan lalu. Dia dipaksa menonton dari tribun usai menerima sanksi tiga kartu kuning.
Nasib buruk tak hanya dirasakan Guardiola di tribun. Di lapangan, para pemainnya harus mengakui keunggulan Wolverhampton 1-2.
Ini menjadi kekalahan pertama Manchester City di Liga Inggris 2023/2024. Kendati demikian, posisi The Citizens di puncak klasemen belum tergeser setelah rival utamanya, Liverpool, kalah dari Tottenham Hotspur.
Pep Guardiola mengakui menonton Man City dari tribun tidak menyenangkan. Dia terutama kecewa karena tak bisa memberikan arahan dan instruksi kepada Jack Grealish cs.
Guardiola pun menyadari tak boleh lagi bereaksi berlebihan kepada perangkat pertandingan hingga diganjar kartu kuning. Sanksi lebih berat bahkan menanti dengan aturan baru Premier League yang menyebut manajer bisa dilarang mendampingi tim dalam dua pertandingan apabila menerima tiga kartu kuning.
"Itu aturan baru. Mereka terkadang menjelaskan ke kami, kami tidak bisa berbicara dengan mereka secara benar. Mereka adalah bos-bosnya, kami harus menerima itu. Saya harus beradaptasi dengannya," kata Guardiola soal aturan baru Premier League, dilansir dari The Sun.
"Ketika saya beberapa hal yang tak saya suka, saya akan mengatakan itu. Sekarang saya mesti mengendalikannya. Ini bukan masalah besar," dia menambahkan.
"Mereka membuat segala peraturan. Ketika saya masih bermain di Barcelona fisik saya adalah yang paling bontot, tapi saya jadi yang paling sering kena kartu karena saya terus bicara, bicara, bicara. Hal yang sama terjadi ketika menjadi manajer," Pep Guardiola menuturkan.
Artikel ini telah tayang di sport.detik.com dengan judul "Pep Guardiola Ogah Kena Kartu, Mau Jaga Mulut di Pinggir Lapangan"