 |
| Foto: Shutterstock |
Dokter spesialis penyakit dalam Andi Khomeini Takdir yang akrab disapa dr Koko mewanti-wanti masyarakat untuk membatasi lebih dulu asupan kopi saat suhu panas ekstrem dilaporkan di banyak wilayah Indonesia.
"Less sugar, less coffee. Kopi bikin sering mictie (buang air kecil). Juga bikin upbeat atau sedikit agak naik frekuensi jantung dan tekanan darah," beber dr Koko saat dihubungi Senin (2/10/2023).
Tekanan darah yang meningkat disebutnya bisa mengganggu fungsi jantung dan otak. Asupan cairan yang dianjurkan adalah air mineral dan langsung dari sayur maupun buah saat suhu lagi panas-panasnya.
dr Koko juga mengimbau mereka yang memiliki komorbid agar sering-sering mengecek denyut nadi dan tekanan darah.
"Istirahat lah, prefer ambil posisi berbaring, ketika HR lebih dari 100 atau tekanan darah naik signifikan," sambung dia.
Hal yang utama ditekankan dr Koko adalah tetap membatasi aktivitas di luar ruangan. Ketika matahari tengah terik, sebaiknya berteduh lebih dulu.
"Pakai pakaian yang lebih bisa melepaskan panas, cukupi kebutuhan cairan," pungkasnya.
Senada, pakar epidemiologi Universitas Airlangga Windhu Purnomo menilai risiko lain yang bisa muncul adalah kulit kering hingga infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Bukan tanpa sebab, cuaca ekstrem bak menjadi tempat 'nyaman' bagi bakteri untuk berkembang lebih mudah.
"Bagi kulit kering, yang sudah kering bisa kering lagi dan gatal-gatal pasti, kemudian ISPA, itu sering terjadi, nanti juga asma bisa kumat, macam-macam, sakit mata, karena nggak ada hujan, banyak debu, ada yang sampai diare, itu banyak terjadi bakteri berkembang lebih cepat," beber Windhu saat dihubungi terpisah, Senin (2/10).
"Sebaiknya jangan pakai pakaian tebal, hindari dulu minuman manis, kopi, nanti minumnya pas di rumah saja. Saat sedang tidak di luar ruangan," kata dia memberikan upaya menjaga tubuh bugar di tengah panas terik.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Panas Ekstrem Landa RI, Kebiasaan Jajan Ngopi Mending Ditahan Dulu"