Hagia Sophia

03 October 2023

Ini Kata Pakar Bila Suhu Beneran Capai 40 Derajat Celcius

Ilustrasi panas ekstrem. (Foto: Dok. Detikcom)

Suhu di Surabaya diprediksi semakin panas pekan depan, Senin (13/9/2023) dengan perkiraan mencapai 42-43 derajat Celcius. Prakiraan situs AccuWeather muncul di tengah fenomena El Nino yang diyakini menjadi pemicu wilayah Indonesia dan banyak negara lain terasa lebih panas dari biasanya.

Fenomena El Nino merupakan pemanasan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang memicu penurunan curah hujan global. Namun BMKG menilai suhu di Surabaya tak mungkin mencapai di atas 40 derajat celcius.

"Sulit untuk mencapai 40 derajat celcius," terang Guswanto saat dihubungi detikcom, Senin (2/10/2023).

Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo menyebut suhu di Surabaya belakangan ini saja sudah mencapai 35 derajat Celcius, bahkan seringnya melampaui angka tersebut.

"Kalau sampai terjadi kita harus bersiap. Hari-hari ini juga kan 34 derajat, 36 derajat, ya pokoknya 35 derajat ke atas, itu sudah kondisi yang sebetulnya harus diwaspadai untuk kita-kita, terutama yang berada di luar rumah karena jelas kalau panas setinggi ini ya itu pertama yang paling duluan muncul itu adalah dehidrasi," bebernya saat dihubungi detikcom Senin (2/10/2023).

"Orang kehilangan cairan dan itu bisa mematikan," sambung dia.

Windhu meminta masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Jika terpaksa keluar, sebisa mungkin selalu memastikan tubuh terhidrasi dan tidak menggunakan pakaian tebal. Sebagai opsi lain, minuman isotonic juga disebutnya bisa membantu mencegah kemungkinan dehidrasi.

Risiko di balik cuaca panas paling rentan dialami kelompok lansia, juga yang mengidap penyakit penyerta.

"Kehilangan cairan itu bisa membuat syok yang paling fatal sampa kemudian meninggal, terutama pada orang yang rentan, sepuh, di luar rumah, langsung kena sinar matahari, pengidap diabetes, apalagi yang diabetesnya tidak terkontrol," pesannya.

Kulit Kering hingga ISPA

Selain dehidrasi, kulit kering sampai infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) juga menjadi lebih sering terjadi. Hal ini dikarenakan bakteri lebih mudah berkembang di cuaca ekstrem.

"Bagi kulit kering, yang sudah kering bisa kering lagi dan gatal-gatal pasti, kemudian ISPA, itu sering terjadi, nanti juga asma bisa kumat, macam-macam, sakit mata, karena nggak ada hujan, banyak debu, ada yang sampai diare, itu banyak terjadi bakteri berkembang lebih cepat," catatan Windhu.

Imbas bermunculan beragam penyakit, bukan tidak mungkin terjadi peningkatan kunjungan pasien ke fasilitas kesehatan termasuk RS. Windhu meminta pemerintah untuk meningkatkan kesiapan tempat perawatan dan pasokan medis lain.

"Kalau sekarang ada peningkatan kunjungan ke RS di Surabaya, tapi belum di fase mengkhawatirkan," sebut dia.

Belajar dari pandemi COVID-19, potensi munculnya pandemi baru yang juga diakibatkan masalah iklim disebut Windhu sama berbahayanya.

"Kita menyiapkan semua faskes baik di tingkat pertama sampai tingkat lanjut sekunder, icu, untuk semua penyakit karena pandemi itu nanti bisa saja terjadi lagi untuk penyakit lain, jadi segera sekarang harus sudah jauh lebih siap kesiapan fasilitas kesehatan, baik RS vertikal, maupun RS swasta, milik pemerintah daerah," pungkasnya.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Wanti-wanti Pakar Jika Suhu di Surabaya Betulan Tembus 40 Derajat Celcius"