Foto: Expedition Cyclops |
Ilmuwan telah menemukan kembali spesies hewan mamalia unik yang telah lama hilang hingga dikira punah. Hewan tersebut adalah ekidna bermoncong panjang, yang mirip seperti gabungan antara landak, trenggiling, dan tikus tanah.
Hewan dengan nama ilmiah Zaglossus attenboroughi ini ditemukan di area Pegunungan Cyclops, Papua oleh tim yang dipimpin oleh peneliti dari Universitas Oxford. Ini pertama kalinya keberadaan ekidna bermoncong panjang berhasil direkam menggunakan kamera.
Ahli biologi dari Universitas Oxford James Kempton mengatakan rekaman yang menunjukkan ekidna bermoncong panjang baru ditemukan di hari terakhir ekspedisi yang berlangsung selama satu bulan. Setelah turun dari gunung di akhir ekspedisi, Kempton menemukan rekaman itu di kartu SD terakhir yang diambil dari 80 kamera trail.
"Ada rasa euforia yang luar biasa, dan juga rasa lega karena sudah menghabiskan banyak waktu di lapangan tanpa ada ganjaran hingga hari terakhir," kata Kempton, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (12/11/2023).
"Saya berteriak ke teman-teman saya yang masih tersisa... dan mengatakan 'kita menemukannya, kita menemukannya' - saya berlari dari meja saya ke ruang tamu dan memeluk mereka," sambungnya.
Ekidna bermoncong panjang digambarkan oleh ilmuwan sebagai hewan nokturnal yang pemalu dan sering hidup di dalam tanah, yang membuatnya sulit ditemukan. Selain platipus bermoncong pipih, ekidna merupakan satu-satunya mamalia yang bertelur.
Sebenarnya ada empat spesies ekidna di seluruh dunia, yang tersebar di Australia dan Papua Nugini. Tapi spesies yang ditemukan di Papua terbilang unik karena satu-satunya dokumentasi tentang spesies ini berasal dari tahun 1961, yang dilaporkan oleh ahli botani asal Belanda.
Artinya, selama 62 tahun terakhir satu-satunya bukti bahwa ekidna bermoncong panjang eksis merupakan spesimen yang disimpan di ruang dengan keamanan tinggi di museum lingkungan hidup di Belanda.
Kempton dan timnya bekerjasama dengan warga setempat di desa Yongsu Sapari untuk menjelajahi area hutan hujan di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Mereka juga bekerjasama dengan yayasan nirlaba YAPPENDA dan Universitas Cenderawasih.
Selain ekidna bermoncong panjang, ekspedisi yang dipimpin oleh Kempton juga menemukan spesies seranggan dan katak baru, serta mengamati populasi kanguru pohon dan burung cenderawasih yang cukup besar.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Dikira Punah, Hewan Mamalia Unik Ditemukan di Papua"