Rumah sakit Al-Shifa di Gaza. (Foto: REUTERS/Doaa Rouqa/File Photo Acquire Licensing Rights) |
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan invasi tentara militer Israel (IDF) ke rumah sakit Al Shifa di Jalur Gaza benar-benar tidak dapat diterima. Ia menekankan fasilitas medis, personel, dan kendaraan harus dilindungi dari segala peperangan berdasarkan hukum kemanusiaan internasional.
"Rumah sakit bukan medan perang," tegas Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangannya di Jenewa dikutip Kamis (16/11/2023).
Tedros juga mengatakan WHO telah kehilangan kontak dengan petugas kesehatan di Rumah Sakit Al-Shifa. WHO kini tidak memiliki laporan mengenai jumlah kematian dan cedera yang lebih besar di Gaza selama tiga hari terakhir, sehingga lebih sulit untuk melakukan penilaian terhadap keadaan sistem kesehatan di sana.
Pada konferensi pers, Tedros juga menegaskan kembali seruan untuk gencatan senjata dan akses bantuan yang lebih baik ke Gaza, serta pembebasan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.
Teranyar, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan tentara Israel mengerahkan buldoser di rumah sakit Al Shifa pada Kamis (16/11). Pengerahan buldoser ke rumah sakit terbesar di Jalur Gaza itu dilakukan usai Israel dan Amerika Serikat menuduh milisi Hamas menggunakan Al Shifa sebagai pusat komando.
Dikutip dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan pasukan Israel menembaki divisi perawatan jantung di RS Al Shifa. Tembakan artileri Israel juga menghantam kamar pasien.
"Pemboman Israel juga menyebabkan kerusakan material pada departemen bedah khusus di rumah sakit tersebut," kata kementerian itu melalui Telegram.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "RS Al Shifa Diserang Israel, WHO: Rumah Sakit Bukan Medan Perang!"