Hagia Sophia

14 November 2023

Untuk Mendapatkan Keturunan, Meutya Hafid Jalani Program Bayi Hingga Tabung 10 Kali

Foto: Meutya Hafid. (Firda Cynthia/detikcom)

Ketua Komisi 1 DPR RI Meutya Hafid membagikan kisahnya memiliki buah hati di usia 44 tahun. Perjuangannya menjadi seorang ibu ternyata tak main-main, Meutya Hafid dan sang suami sudah 10 kali menjalani program bayi tabung dan 3 kali mengalami keguguran.

Pengalaman pahit ini diceritakan suami Meutya Hafid, Noer Fajriensyah. Ia menceritakan bahwa mereka menunda memiliki anak setelah menikah di tahun 2014. Akan tetapi, keputusan ini malah membuat dia dan Meutya Hafid harus berjuang lebih keras untuk mendapat momongan.

"Saya pertama kali menjalani bayi tabung itu di usia 37 tahun. Sempat mengalami tiga kali hamil tapi keguguran karena janin dan embrio itu tidak bisa berkembang dengan baik," ucap Meuthia ketika ditemui detikcom di Jakarta Pusat.

Perjalanan bayi tabung yang dilalui juga tidak mudah. Meutya dan Fajri harus menjalani 10 kali percobaan yang biayanya pun tidak murah.

"Alhamdulilah saya berhasil hamil akhirnya pada usia 44 tahun dan dikaruniai putri yang saya beri nama Lyora Shaqueena Ansyah," sambungnya.

Bagaimana Proses Bayi Tabung?

Dikutip dari laman Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), spesialis obstetri dan ginekologi, dr Muhammad Luthfi, SpOG(K)-FER mengatakan program bayi tabung atau in-vitro fertilization (IVF) menjadi salah satu solusi bagi pasangan suami istri yang kesulitan memiliki anak.

Dalam proses bayi tabung, sel sperma dan sel telur diambil dari pasangan suami istri. Kemudian di laboratorium kedua sel tersebut dipertemukan sehingga terjadi pembuahan. Hasil pembuahan ditempatkan dalam inkubator khusus hingga berkembang menjadi embrio. Selanjutnya, embrio ditanam ke rahim agar berkembang menjadi janin seperti kehamilan biasa.

Setelah tindakan transfer embrio atau biasa dikenal pula dengan ET atau embryo transfer, pasangan yang sedang menjalani program bayi tabung biasanya akan melakukan Two Weeks Waiting (TWW) atau periode tunggu.

Pada saat periode tunggu tersebut, hal-hal yang perlu dilakukan oleh calon ibu, yaitu pilih asupan makanan yang bergizi, konsumsi asam folat, hindari aktivitas seksual dan olahraga.

"Asupan makanan yang baik dengan gizi seimbang merupakan salah satu poin penting yang dapat menyukseskan implantasi embrio pada rahim. Selain itu Asam folat juga dapat dimasukkan ke menu harian. Ada banyak manfaat mengonsumsi asam folat sebelum dan saat hamil," jelas dr Luthfi.

Syarat Program Bayi Tabung

Pada kesempatan berbeda, spesialis kebidanan dan kandungan dr Shanty Olivia Jasirwan, SpOG-KFER dari Universitas Indonesia mengungkap beberapa persiapan yang dilakukan sebelum proses bayi tabung berjalan salah satunya fit and proper test seseorang dan pasangan. Tes ini dilakukan dengan melakukan wawancara awal untuk mengetahui riwayat pernikahan, berapa lama pernikahan, siklus haid, riwayat penyakit dan operasi, riwayat pekerjaan, riwayat pengobatan sebelumnya, dan lainnya.

Syarat yang harus dipenuhi di antaranya:
  • Suami istri yang sah
  • Tidak menggunakan donor sperma atau telur dari bukan pasangan.
  • Calon ibu belum menopause dan tidak punya penyakit yang bisa diperberat oleh kehamilan seperti penyakit jantung.
  • Kondisi rongga rahim juga harus sehat, tidak ada mioma, polip, dan perlekatan yang bisa mengganggu rongga rahim. Sebab, rongga rahim penting untuk penempelan embrio. Jika ada kelainan rongga rahim, harus ada tindakan operatif sebelum embrio ditanamkan ke dalam rahim.
  • Tidak ada cairan pada salah satu atau kedua saluran telur (hidrosalping). Apabila ini terjadi, maka harus dilakukan tindakan berupa laparoskopi operatif untuk mengangkat saluran telur yang terkait untuk mencegah leakage cairan dari saluran telur ke dalam rongga rahim yang nantinya dapat mengganggu penempelan embrio.
  • Siap secara mental dan finansial.
  • Pasangan yang sudah memenuhi syarat bisa melanjutkan dengan serangkaian pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan dasar infertilitas berupa analisis semen sperma, histerosalpingografi (HSG) untuk mengevaluasi saluran telur, USG transvaginal, dan konfirmasi ovulasi dengan melihat siklus haid wanita atau dengan pemeriksaan hormon.
  • Kemudian calon ibu akan diberikan suntikan hormon setiap harinya untuk memperbesar ukuran beberapa cangkang telur (folikel), sehingga dapat dilakukan panen telur (ovum pick up). Nantinya, akan dipilih telur yang paling baik untuk digabungkan bersama sperma agar terjadi pembuahan.
"Apabila persiapan dan syarat-syarat sudah terpenuhi, maka dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi akan memulai program bayi tabung," jelas dr Shanty Olivia Jasirwan dikutip dari Antara.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mengenal Bayi Tabung, Dijalani Meutya Hafid Sampai 10 Kali Demi Dapat Momongan"