Hagia Sophia

16 December 2023

Benarkah McDonald's & Pizza Hut Dukung Israel?

Foto: REUTERS/MOHAMED ABD EL GHANY

Seruan boikot terhadap produk Israel dan pendukungnya terus menggema. Boikot merupakan bentuk protes dari masyarakat dunia atas serangan agresif yang terus digencarkan Israel ke Palestina.
 
Mengutip dari laman resmi BDS Movement, BDS adalah gerakan boikot (penolakan) dari konsumen guna meyakinkan para pelaku perdagangan di seluruh dunia untuk berhenti menjual produk asal Israel. Gerakan ini bertujuan untuk memberikan tekanan ekonomi kepada Israel agar memberikan hak setara kepada Palestina. Umumnya, gerakan BDS mencakup perusahaan yang melibatkan pemukiman ilegal, mengeksploitasi sumber daya alam dari tanah Palestina, dan menggunakan warga Palestina sebagai tenaga kerja murah.

Seruan boikot BDS Movement mencakup sejumlah kategori, mulai dari sasaran boikot langsung hingga boikot organik. 

Sasaran Boikot Organik

Menurut laman resmi BDS Movement, McDonald's, Burger King, Papa John's, hingga Pizza Hut adalah daftar perusahaan yang masuk ke dalam daftar "Sasaran Boikot Organik" karena cabang atau waralaba mereka di Israel secara terbuka mendukung serangan di Gaza.

"Saat ini, perusahaan tersebut menjadi target di beberapa negara oleh kampanye boikot organik, bukan diinisiasi oleh BDS Movement," tulis BDS Movement.

"Hal ini karena perusahaan-perusahaan, cabang, atau waralaba mereka di Israel secara terbuka mendukung dan/atau memberikan sumbangan besar kepada militer Israel dalam serangan Israel saat ini terhadap 2,3 juta warga Palestina di Jalur Gaza yang diduduki dan dikepung," lanjut pernyataan BDS Movement.

Di Indonesia, masyarakat Indonesia pendukung Palestina sepakat untuk mulai memboikot McDonald's setelah McDonald's Israel yang memberikan makanan gratis kepada Pasukan Pertahanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF).

Pizza Hut Indonesia catatkan kerugian

Emiten pengelola Pizza Hut PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) mengakui bahwa gerakan boikot telah berimbas kepada kinerja perseroan. Menurutnya, hal yang sama juga menimpa banyak perusahaan franchise lain di bidang industri makanan dan minuman.

"Bukan cuma Pizza Hut tapi semua industri semua brand luar negeri yang di industri food and beverage juga yang di industri barang konsumsi sehari-hari atau fast moving consumer goods yang juga menjadi terimbas," ujar Direktur PZZA Boy Ardhitya Lukito, dikutip dari risalah hasil Public Expose di Keterbukaan Informasi, dikutip Jumat, (8/12/2023).

Sebelum Pizza Hut menjadi sasaran boikot produk Israel, emiten bersandi PZZA mencatat rugi bersih tahun berjalan hingga kuartal III tahun 2023 sebesar Rp 38,95 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per akhir September 2023, kerugian tersebut membengkak 9,74% dari periode yang sama tahun 2022 yang sebesar Rp Rp 35,49 miliar.

Padahal, penjualan bersih perseroan naik 4,36% secara tahunan menjadi sebesar Rp2,75 triliun. Penjualan tersebut terdiri dari penjualan makanan yang tumbuh 3,52% secara tahunan menjadi Rp 2,56 triliun, sementara minuman naik 16,74% menjadi Rp 197,75 miliar.

Namun, beban pokok penjualan hingga September 2023 mencapai Rp 1,67 triliun atau meningkat 2,96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sehingga, rugi perseroan sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 48,26 miliar pada Januari-September 2023. Perolehan tersebut meningkat dari tahun lalu yang sebesar Rp 40,14 miliar.

Adapun total aset perseroan hingga kuartal III tahun 2023 mencapai Rp 2,32 triliun dibandingkan per Desember 2022 yang sebesar Rp 2,50 triliun.




























Artikel ini telah tayang di cnbcindonesia.com dengan judul "Benarkah McDonald's & Pizza Hut Dukung Penjajahan Palestina?"