Wilayah kutub utara bulan Jovian Io diambil pada 15 Oktober oleh Juno NASA. Tiga puncak gunung terlihat di bagian atas, dekat garis pemisah siang-malam. Foto: NASA |
NASA dikabarkan akan menyelidiki sumber aktivitas vulkanik di satelit Planet Jupiter, Io. Penyelidikan ini merupakan rangkaian dari misi Juno yang merupakan penelitian NASA untuk Jupiter.
Hal ini diungkapkan Kepala Investigator NASA untuk misi Juno, Scott J. Bolton. Ia menjelaskan bahwa misi Juno akan melepas wahana untuk melakukan penerbangan terdekat ke satelit planet Jupiter, Io. Penerbangan ini menjadi penerbangan wahana ruang angkasa terdekat dengan satelit planet Jupiter Io selama lebih dari 20 tahun.
"Dengan dua kali penerbangan jarak dekat yang kami lakukan pada bulan Desember dan Februari, Juno akan menyelidiki sumber aktivitas vulkanik besar-besaran di satelit planet Jupiter, Io. Apakah terdapat lautan magma di bawah keraknya, dan pentingnya gaya pasang surut dari Jupiter, yang tanpa henti menekan bulan yang tersiksa ini," kata Bolton dalam sebuah publikasi resmi NASA seperti dilansir, Jumat (29/12/2023).
Wahana NASA tersebut nantinya akan mengambil jarak 1.500 km dari permukaan Io. Dengan jarak tersebut, NASA berharap instrumen yang dibawa wahana ruang angkasa misi Juno dapat menghasilkan sejumlah data.
Misi mendekati Io dalam jarak yang cukup dekat ini nantinya akan dilakukan dua kali pada 30 Desember 2023 dan 3 Februari 2024.
Sebelumnya, wahana tersebut berada di jarak 11.000 km dari permukaan Io. Dari jarak itu NASA memperoleh hasil penginderaan awal Io. Terdapat gambaran mengenai bagian kutub utara dan selatan dari Io. Selain itu, wahana milik misi Juno juga mendapat gambaran mengenai satelit-satelit es milik planet Jupiter seperti Ganymede dan Europa.
Saat ini, misi Juno sudah memasuki tahun ketiga dan bertujuan untuk menyelidiki asal-usul planet Jupiter. Misi ini berfokus pada penjelajahan sistem cincin Jupiter yang di dalamnya terdapat beberapa satelit planet tersebut dan unsur gas termasuk Io.
Dalam misi Juno, NASA memiliki kamera yang dapat mengambil penginderaan inframerah bernama Junocam yang dilengkapi teknologi Jovian Infrared Auroral Mapper (JIRAM). Penginderaan dengan JIRAM mengumpulkan berbagai tanda panas di permukaan Jupiter.
Wahana ruang angkasa NASA dalam misi ini akan membawa tiga Junocam yang aktif selama wahana terbang melintasi Io. Junocam dirancang beroperasi hingga delapan kali terbang melintasi Jupiter.
Manajer Misi Juno, Ed Hirst memprediksi bahwa penerbangan ke Io merupakan lingkungan dengan radiasi paling berat di tata surya. Ia juga mengungkapkan bahwa timnya dalam misi Juno akan mencari solusi yang dapat meminimalisir kerusakan pada Junocam akibat radiasi tersebut.
"Efek kumulatif dari semua radiasi tersebut mulai terlihat pada JunoCam dalam beberapa orbit terakhir. Tim teknik kami telah berupaya mencari solusi untuk mengurangi kerusakan akibat radiasi dan menjaga agar pencitraan tetap berjalan," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "NASA Bakal Selidiki Aktivitas Vulkanik di Satelit Planet Jupiter"