Ilustrasi HIV. (Foto: Getty Images/iStockphoto/atakan) |
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DKI Jakarta mengestimasi ada 67.048 kasus HIV di Jakarta. Per September 2023, baru 35.324 dari estimasi tersebut yang terdeteksi.
Ada sejumlah tantangan yang dihadapi saat menangani HIV, termasuk mitos-mitos terkait penularannya yang masih dipercayai masyarakat. Hal ini membuat ODHA (orang dengan HIV-AIDS) kerap terstigma dan dikucilkan lingkungannya.
"Jadi penularannya tuh lewat darah, cairan sperma, cairan vagina, lewat air susu ibu yang hiv positif, jarum suntik. Jadi di luar itu, mitos," tegas Kepala Bidang Promosi dan Pencegahan HIV KPA Provinsi DKI Jakarta dr Taufik Alief Fuad saat ditemui di Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2023).
dr Taufik menjelaskan virus HIV menular jika seseorang melakukan hubungan seks yang tidak aman. Penularan lainnya melalui jarum suntik yang digunakan oleh lebih dari satu orang pada saat mengonsumsi narkoba.
Transfusi darah yang tak aman juga bisa memicu penularan HIV. Namun dia menegaskan transfusi darah lewat PMI sudah aman karena mereka memiliki alat untuk screening sebelum donor darah dilakukan.
Lebih lanjut, dia menegaskan HIV tidak akan menular lewat ciuman, berpelukan, penggunaan WC bersama, bersentuhan, menggunakan alat makan bersama, gigitan nyamuk, dan tinggal serumah bersama ODHA.
"Bayangin, kita ketemu HIV tahun 1987. Sampai sekarang orang masih takut jadi memang susah untuk dihilangkan stigmanya. Salaman, berenang, cipika-cipiki, itu nggak menularkan," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sederet Jalur Penularan HIV yang Sering Terjadi, Bukan di Kolam Renang!"