Hagia Sophia

02 December 2023

Kisah Dokter Bedah Terkait Kondisi RS di Gaza Imbas Serangan Israel

Situasi di Gaza (Foto: Al-Jazeera)

Seorang dokter keturunan Inggris-Palestina, Ghassan Abu Sittah, membagikan kisahnya yang bekerja selama 43 hari di ruang operasi di rumah sakit Kota Gaza. Selama itu pula dirinya melihat keadaan rumah sakit dan kondisi pasien yang sangat mengkhawatirkan akibat serangan Israel.

Salah satu contohnya saat sebuah roket mendarat di dekat lokasi rumah sakit Al ahli di Gaza pada 17 Oktober 2023. Kejadian ini membuat salah satu pria tua menjadi korban dan harus mengamputasi kaki kanannya.

"Di sebelah kanan, saya melihat seorang pria berusia pertengahan lima puluhan dengan amputasi setinggi pertengahan paha. Seperti amputasi guillotine, ada darah yang muncrat melalui arteri yang terbuka di tunggulnya," imbuh Ghassan, dikutip dari Sky News, Kamis (30/11/2023).

"Saya mengambil ikat pinggangnya dan mengikatnya sebagai tourniquet. Saya pindah ke pasien lain yang menerima satu (sepotong) pecahan peluru di lehernya, darah muncrat dari lehernya," tuturnya.

Melihat kejadian tersebut selama lebih dari sebulan di ruang operasi rumah sakit Gaza, Ghassan mengatakan jika dirinya mengalami masa-masa sulit. Ia bahkan menggambarkan keadaan rumah sakit seperti apokaliptik, kehancuran total atau akhir dunia bak seperti kiamat.

Dalam konferensi pers di London, Ghassan juga berbicara tentang cedera yang ditanganinya selama bertugas di sana. Dia mengungkapkan sebagian besar luka korban adalah luka ledakan.

"Sebagian besar cedera pada awalnya adalah luka ledakan, dan ini adalah trauma jaringan lunak yang parah, trauma wajah yang parah, dan beberapa patah tulang," kata Ghassan.

"Seiring berjalannya waktu, kita melihat diperkenalkannya bom pembakar. Di mana pasien harus mengalami lebih dari 40 persen dari total luas permukaan tubuh mereka terbakar," katanya.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dokter Bedah Ceritakan Kondisi Pasien-RS di Gaza Imbas Serangan Israel, Bak Kiamat"