Foto ilustrasi: Thinkstock |
Broken Heart Syndrome atau 'sindrom patah hati' disebut bisa menjadi penyebab kematian. Dikutip dari Very Well Health, sindrom patah hati adalah suatu kondisi yang terjadi saat otot jantung menjadi lemah dan kurang efektif dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Sindrom yang dikenal sebagai takotsubo cardiomyopathy adalah kardiopati akibat stres yang berkembang dari stres emosional atau fisik yang intens. Pada sindrom ini, stres mengubah cara kerja jantung sehingga menimbulkan rasa sakit yang sama seperti serangan jantung.
Tetapi, pada sindrom patah hati tidak disebabkan oleh penyumbatan. Berikut beberapa kasus 'sindrom patah hati' yang hampir berakibat fatal:
Wanita Kena 'Sindrom Patah Hati' usai Kehilangan Orang Tersayang
Seorang perawat hewan Sarah Woodward mengalami sindrom patah hati setelah menerima panggilan telepon. Seseorang mengabarkan bahwa ayah dari sahabatnya meninggal dunia.
Wanita di Worthing, West Sussex, Inggris, telah mengenal ayah dari sahabatnya itu selama 45 tahun. Sebelum meletakkan teleponnya, Sarah merasakan sakit menusuk di dadanya yang ke bagian punggung, rahang, hingga lengan kirinya.
Dikutip dari Daily Mail, ia juga mulai kesulitan bernapas dan memucat, yang semua gejalanya ini menjadi tanda umum serangan jantung. Wanita 54 tahun itu mengaku selalu hidup sehat, seperti olahraga rutin, tidak merokok dan hanya minum alkohol seminggu sekali.
Setelah diperiksa, Sarah ternyata mengalami sindrom patah hati. Selama ini ia mengira kondisi yang dirasakannya itu hanya karena serangan panik atau ototnya tertarik saat berolahraga.
Kena Sindrom Patah Hati usai Makan Wasabi
Seorang wanita di Israel mengalami sindrom patah hati setelah mengkonsumsi wasabi. Dikutip dari IFL Science, wanita usia 60-an itu mengkonsumsi wasabi yang ia kira pasta hijau alpukat.
Lima menit kemudian, wanita itu mengalami nyeri dada yang menjalar hingga ke lengan. Rasa sakit itu bertahan beberapa jam dan perlahan mereda.
Namun, keesokan harinya rasa sakit itu kembali lagi. Wanita tersebut memutuskan untuk menemui dokter karena ia merasa tidak nyaman dan lemah. Setelah melakukan pengecekan, wanita tersebut didiagnosis mengalami 'sindrom patah hati'.
Hampir Meninggal gegara Sindrom Patah Hati
Seorang ibu dari dua anak hampir meninggal dunia setelah ditinggalkan pasangannya. Wanita bernama Helen Ross (38) di Canterbury, Kent, Inggris, itu mengidap kardiomiopati akibat stres, yang juga dikenal sebagai sindrom patah hati.
Hanya beberapa hari kemudian, Ross pingsan dan jantungnya berhenti berdetak. Hal itu membuat mantan model itu membutuhkan alat pacu jantung selama tujuh tahun setelahnya.
"Saya tidak percaya perpisahan dapat mempengaruhi saya secara fisik sampai pada titik di mana saya bisa saja meninggal," kata Ross yang dikutip dari Daily Mail.
Setelah mendapat kabar itu, Ross terbang ke Orlando, Florida, untuk bekerja demi mengalihkan pikirannya. Namun, perjalanannya terhenti saat dia pingsan di hari pertama syuting.
Para staf memanggil ambulans dan melarikan Ross ke rumah sakit. Di sana jantungnya berhenti berdetak lagi dan dokter mendiagnosisnya menderita kardiomiopati akibat stres.
"Saya baru berada di Orlando selama 24 jam dan secara fisik merasa normal. Tetapi tiba-tiba saya pingsan, tidak ada tanda-tanda peringatan," sambungnya.
Para dokter tercengang dan tidak dapat menjelaskan mengapa seorang wanita muda yang sehat tiba-tiba pingsan, sehingga mereka membiarkannya dirawat semalaman. Dan ketika dia bangun keesokan paginya dia melihat seorang perawat mengawasinya dengan cemas.
Tim medis mengungkapkan jantung Ross sempat berhenti lagi hingga bisa saja membuat dirinya meninggal. Namun, setelah para dokter membawa defibrillator, jantungnya kembali berdetak.
Dokter bertanya apakah dia baru saja mengalami trauma yang mungkin memicu masalah jantungnya dan, ketika dia menjelaskan perpisahannya, mereka mendiagnosisnya dengan sindrom patah hati.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sederet Kasus Ini Jadi Bukti 'Sindrom Patah Hati' Itu Nyata, Bisa Picu Kematian"