Ilustrasi anak sakit. (Foto: Getty Images/iStockphoto/AgFang) |
Dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyoroti bahayanya pajanan timbel yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia. Timbel merupakan sebuah jenis logam berat beracun yang umumnya digunakan sebagai bahan baku produk-produk logam seperti amunisi, pelapis kabel, hingga barang keperluan lain seperti baterai hingga pewarna.
Timbel dapat ditemukan di lingkungan dan bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua cara, yaitu melalui udara dan juga tertelan. Spesialis anak dr Ari Prayogo, SpA menuturkan bahwa anak, khususnya balita sangat rentan terpapar pajanan timbel.
Hal ini akibat kebiasaan balita yang suka memasukkan tangan ke dalam mulut, sehingga timbel di lingkungan bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Salah satu dampak kesehatan yang paling umum disebabkan oleh pajanan timbel adalah anemia. Kondisi ini dalam jangka panjang dapat berefek pada pertumbuhan anak.
"Ketika anemia, suplai nutrisi, oksigen, tidak dapat terdistribusi dengan baik ke sel tubuh. Nantinya sel tidak dapat berfungsi dengan baik dan anak tidak bertumbuh dengan optimal," jelas dr Prayogo ketika ditemui detikcom di Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024).
dr Prayogo menambahkan timbel yang masuk ke dalam tubuh dapat 'terdeposit' ke dalam sistem saraf pusat hingga mempengaruhi kecerdasan juga perilaku anak. Timbel dapat mempengaruhi otak bagian depan yang berperan sebagai fungsi kontrol diri.
"Timbel juga bisa dapat berefek pada otak bagian prefrontal cortex yang nanti itu berkembang menjadi tempat mengatur kontrol diri. Kalau terganggu, kontrol dirinya bisa menjadi berkurang atau tidak ada," jelas dr Prayogo.
"Anak bisa menjadi hiperaktif, mengalami gangguan pemusatan perhatian, susah konsentrasi, hingga sulit belajar," sambungnya.
Tanda-tanda Anak Terpapar Timbel
dr Prayogo menjelaskan bahwa pajanan timbel dapat masuk ke dalam tubuh manusia sedikit demi sedikit, maupun secara langsung dalam jumlah besar. Jika anak terpapar pajanan timbel dalam jumlah besar secara langsung, anak dapat mengalami kejang, pingsan, hingga perut nyeri.
"Ketika anak mendapatkan paparan dari pajanan timbel sedikit demi sedikit, biasanya itu malah nggak kelihatan gejala atau tanda-tandanya. Justru itu yang menurut saya agak menyeramkan karena orang tua tidak bisa segera mengetahui tandanya," jelas dr Prayogo.
dr Prayogo menuturkan perlu dilakukan skrining secara rutin untuk mengetahui proses tumbuh kembang anak yang bisa dilakukan di puskesmas. Ia menuturkan, dari pemeriksaan tersebut nantinya dokter akan melihat perkembangan anak dan melakukan pemeriksaan lanjut jika ada gangguan.
"Sebenarnya butuh pemantauan berkala terutama di daerah-daerah yang banyak paparan timbel," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tanda-tanda Anak Sudah Keracunan Timbel, Ortu Perlu Waspada!"