Hagia Sophia

23 January 2024

Populasinya Merosot, Tapi Jumlah Anak Adopsi dari Korsel ke LN Meningkat

Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Lacheev

Krisis populasi kini masih menjadi salah satu masalah di Korea Selatan. Gegara banyak warganya enggan menikah dan memiliki anak, negeri ginseng ini dikenal sebagai negara dengan angka kelahiran terendah di dunia.

Di lain sisi, banyak juga anak di Korsel yang dikirim keluar negeri untuk diadopsi. Dikutip dari The Korea Herald, tercatat ada sekitar 170 ribu anak yang sudah dikirim untuk adopsi semenjak 1953.

Meskipun hal ini sudah mengundang kontroversi, nyatanya adopsi transnasional dari Korsel tidak berhenti. Tercatat pada 2022 sebanyak 142 bayi dikirim ke luar negeri untuk adopsi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2021, Korsel merupakan negara peringkat kelima secara global yang mengirimkan anak untuk diadopsi secara internasional. Sejarah awal adopsi internasional Korsel dimulai pada 1953 ketika diperkirakan 100 ribu anak menjadi yatim piatu setelah Perang Korea.

Dalam keadaan seperti itu, adopsi dalam jumlah besar keluar negeri dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Namun, yang menjadi masalah adalah adopsi tersebut tidak berhenti ketika kondisi Korsel sudah stabil. Puncaknya pada 1985 sebanyak 8.837 bayi atau setara 1,35 persen bayi yang lahir dikirim ke luar negeri untuk adopsi.

Menurut studi yang dilakukan oleh Peter Selman dari Newcastle University di Inggris antara 2004-2021, Korsel termasuk di antara tujuh negara teratas yang menempatkan anak-anaknya untuk diadopsi secara transnasional dengan 16.051 anak dikirim ke luar negeri selama periode tersebut. Pada 2021, Korsel menduduki peringkat kelima, setelah Kolombia, India, Ukraina, dan Thailand.

Para ahli menegaskan bahwa meskipun ada insentif yang jelas bagi lembaga adopsi swasta untuk mengatur adopsi internasional, pemerintah masih tidak aktif dalam meningkatkan kesejahteraan anak dan situasi sosial yang lebih luas yang menyebabkan bayi diserahkan untuk diadopsi.

Mereka mengatakan bahwa kenyataan ini menimbulkan ironi karena Korsel terus mengirim bayi ke luar negeri meskipun tingkat kelahirannya sangat rendah.

Pemerintah Korsel diharapkan bisa menekan jumlah anak Korsel yang diadopsi secara internasional. Pemerintah juga diminta harus bisa merancang program dan strategi adopsi lokal yang komprehensif untuk melindungi bayi yang membutuhkan perawatan lebih baik.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Angka Kelahiran Anjlok, Jumlah Anak Adopsi dari Korsel ke LN Justru Tinggi"