Dokter Korsel. (Foto: REUTERS/SOO-HYEON KIM) |
Pemerintah Korea Selatan menaikkan tingkat waspada kesehatan ke level tertinggi pasca ribuan dokter mogok massal sejak pekan ini. Rumah sakit umum akan memperpanjang jam kerja untuk menanggapi meningkatnya tekanan pada sistem medis.
Hampir dua pertiga dari dokter muda di negara tersebut telah meninggalkan pekerjaannya sebagai bentuk protes rencana pemerintah untuk menerima lebih banyak siswa di sekolah kedokteran.
Rumah sakit terpaksa menolak pasien dan membatalkan sejumlah perawatan. Hal ini memicu peningkatan kekhawatiran layanan medis akan terus terganggu, sampai waktu yang belum bisa dipastikan.
"Pengoperasian institusi medis publik akan ditingkatkan ke tingkat maksimal," kata Perdana Menteri Han Duck-soo pada pembukaan pertemuan manajemen bencana.
Rumah sakit umum akan memperpanjang jam operasional dan juga akan buka pada akhir pekan dan hari libur.
Sejauh ini, lebih dari 8.400 dokter telah bergabung dalam aksi mogok tersebut, kata Kementerian Kesehatan, setara dengan sekitar 64 persen dari seluruh jumlah dokter residen dan dokter magang di Korea Selatan.
Meskipun mereka mewakili sebagian kecil dari total 100.000 dokter di negara ini, dokter yang masih dalam tahap pelatihan merupakan sebagian besar staf di rumah sakit pendidikan, lebih dari 40 persen dalam beberapa kasus, dan memainkan peran penting dalam operasional sehari-hari.
Peran mereka terutama terlihat di ruang gawat darurat, unit perawatan intensif dan ruang operasi di rumah sakit besar, yang dikunjungi oleh pasien yang dirujuk oleh rumah sakit sekunder dan klinik praktik swasta. Rumah sakit yang lebih besar bergantung pada dokter peserta pelatihan karena alasan biaya.
Meningkatnya tekanan terhadap rumah sakit mendorong pemerintah untuk meningkatkan peringatan kesehatan menjadi 'parah' dari semula di level 'hati-hati'.
Unit gawat darurat di rumah sakit terbesar Korea Selatan telah ditutup sejak para dokter peserta pelatihan mulai meninggalkan pekerjaannya minggu ini sebagai protes terhadap rencana pemerintah.
Para dokter yang ikut serta dalam protes mengatakan masalah sebenarnya adalah gaji dan kondisi kerja, bukan jumlah dokter.
Para dokter senior dan anggota Asosiasi Medis Korea, yang mewakili para dokter di praktik swasta, tidak ikut serta dalam aksi mogok kerja tersebut, tetapi mengadakan demonstrasi menuntut pemerintah membatalkan rencana tersebut.
Sebuah demonstrasi besar diperkirakan terjadi di Seoul pada Minggu.
Perdana Menteri kembali mengimbau kepada para dokter muda untuk tidak salah dalam memilih yang akan selamanya menodai pengorbanan dan dedikasi yang mereka tunjukkan selama pandemi COVID-19 yang telah membuat mereka dihormati masyarakat.
Dia juga meminta komunitas medis untuk berhenti mendorong dokter muda dan mengatakan pemerintah selalu terbuka untuk berdialog.
Banyak masyarakat Korea mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran, dengan jajak pendapat Gallup Korea baru-baru ini menunjukkan sekitar 76 persen responden mendukung rencana tersebut, terlepas dari afiliasi politiknya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ribuan Dokter Korsel 'Walkout' dari RS, Warning Sistem Faskes Kini di Level Parah"