Kata dokter soal buka puasa dengan es teh. (Foto: Getty Images/iStockphoto/bhofack2) |
Tak sedikit orang memilih berbuka puasa dengan minuman es teh manis dibandingkan teh manis hangat. Padahal keduanya sama-sama manis. Lantas lebih baik dikonsumsi dalam keadaan dingin atau hangat sih?
Menurut Dr dr Nurul Ratna Mutu Manikam M.Gizi, SpGK(K), efek mengonsumsi es teh atau teh hangat setelah berbuka puasa memang memiliki perbedaan. Menurutnya, meminum sesuatu yang dingin seperti es teh setelah seharian berpuasa akan berefek pada tenggorokan. Hal itu bisa membuat seseorang rentan mengalami radang tenggorokan.
"Saat tenggorokan yang kering kemudian dapat minuman dingin, itu malah menimbulkan batuk gitu ya. Jadi, mudah sekali terjadi radang," terangnya saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.
Karena terbiasa minum minuman dingin saat berbuka puasa, tidak heran banyak kasus radang dan batuk-batuk yang terjadi selama puasa Ramadan. Ditambah lagi, minuman yang dikonsumsi kandungan gulanya tinggi.
Maka dari itu, dr Nurul lebih menyarankan untuk minum minuman hangat lebih dulu saat berbuka puasa. Ini agar tenggorokan dan tubuh mengalami proses adaptasi setelah menahan haus seharian.
Setelahnya, tidak ada larangan untuk meminum minuman dingin seperti es teh. Namun, ada catatan terkait jeda waktunya agar tubuh tidak kaget saat terkena air dingin.
"Nah setelah minum hangat, sedikit aja mungkin setengah gelas atau satu gelas air hangat gitu ya. Atau bisa juga teh hangat. Nah kemudian, jarak sekitar 10 menit atau 30 menit, baru minum dingin gitu," kata dr Nurul.
"Jadi supaya tubuhnya nggak kaget. Kalo puasa itu, coba aja deh kita tubuhnya anget gitu. Apalagi kalo udaranya panas. Kalau kita dapat minuman dingin, langsung tubuhnya itu adaptasinya, apa? Perlu waktu gitu. Jadi kasih yang anget dulu, gitu. Supaya nggak cepat radang pada saat bulan puasa," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Lebih Suka Buka Puasa Pakai Es Teh daripada Teh Hangat? Dokter Wanti-wanti Hal Ini"