Ilustrasi radioaktif (Foto: Getty Images/iStockphoto/Satakorn) |
Jejak radioaktif ditemukan dalam produk kembang gula buatan Jepang yang hendak diimpor oleh Korea Selatan. Importir didesak untuk membatalkan rencana impor.
Media Korea Selatan Yonhap News Agency memberitakan, Kementerian Keamanan Pangan dan Obat atau Ministry of Food and Drug Safety (MFDS) menemukan cesium sebanyak 1 bequarel (Bq) per kilogram dalam produk permen yang diproduksi di prefektur Shizuoka, Jepang. Sebanyak 122 kg produk tersebut rencananya akan diimpor ke Korea Selatan.
Dikutip dari Yonhap, Sabtu (9/3/2024), kadar cesium yang ditemukan masih di bawah ambang aman yakni 100 Bq/kg. Namun demikian, MFDS meminta importir untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap nuklida radioaktif lainnya.
Temuan jejak cesium dalam produk makanan asal Jepang bukan kali ini saja dilaporkan oleh Korea Selatan. Tahun lalu, jejak cesium ditemukan sebanyak empat kali dalam produk buatan Jepang yang hendak diimpor, dan semuanya akhirnya dibatalkan.
Apa itu Cesium?
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (US CDC), Cesium merupakan unsur yang secara alami ditemukan dalam jumlah kecil bersama dengan unsur lain di bebatuan, tanah, dan debu. Cesium atau Cs yang ditemukan secara alamiah umumnya merupakan bentuk stabil yang tidak bersifat radioaktif, yakni Cs 133.
Ledakan nuklir atau pemecahan uranium dapat menghasilkan dua bentuk cesium radioaktif yakni Cs 134 dan Cs 137. Paparan cesium dalam bentuk radioaktif dalam jumlah besar disebut bisa memicu kerusakan sel tubuh akibat radiasinya.
Gejala akut radiasi yang bisa muncul antara lain:
- Mual-muntah
- Diare
- Perdarahan
- Koma
- Bahkan kematian pada paparan dalam kadar tinggi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Korsel Laporkan Jejak Radioaktif dalam Produk Permen Jepang"