Olahraga untuk membakar kalori opor dan ketupat (Foto: Getty Images/SrdjanPav) |
Buat yang sedang program diet dan olahraga untuk menjaga berat badan, godaan opor dan ketupat saat lebaran menjadi dilema tersendiri. Tenang, nggak sesulit itu mengatasi kalori dan lemak yang menumpuk.
Secara medis, timbunan lemak di dalam tubuh berasal dari kelebihan kalori yang tidak disimpan sebagai cadangan energi. Agar tidak menumpuk, maka butuh pembakaran kalori yang seimbang dengan jumlah kalori yang masuk.
Menurut dr I Gusti Made Febry Siswanto, SpOT(K), konsultan sport injury dari RS Abdi Waluyo, pada dasarnya ada dua cara membakar kalori. Cara pertama adalah dengan latihan atau olahraga kardio, dan cara berikutnya dengan latihan otot atau 'strength training'.
"Cara cepat, kalau kita bilang booster, itu dengan melatih pernapasan dengan kardio," kata dr Febry dalam perbincangan dengan detikcom baru-baru ini.
"Ketika kita melakukan sepeda statis, atau treadmill segala macem, itu napas kita akan makin cepat dan diiringi dengan denyut jantung yang semakin meningkat. Di situ, tubuh membutuhkan energi berupa kalori yang dibakar, nah di sini akan membakar (kalori) secara cepat," jelasnya.
Meski memicu pembakaran kalori dengan cepat, olahraga kardio memberikan efek yang sifatnya hanya berlangsung singkat. Begitu selesai olahraga, tidak lama kemudian metabolisme kembali normal. Oleh karenanya, butuh cara lain supaya berkelanjutan.
"Yang kedua itu dengan cara latihan otot-otot, seperti mengangkat beban. Jadi bukan untuk membesarkan, kita latih sesuai kemampuan kita latih otot itu, di mana dengan latihan, kita melatih otot dengan menggunakan beban," papar dr Febry.
Latihan otot, menurut dr Febry, mengkondisikan tubuh untuk mengalami cedera yang 'terkondisi'. Refleks tubuh terhadap cedera semacam ini adalah menyembuhkan diri, yang prosesnya membutuhkan pembakaran kalori secara terus menerus sampai sembuh.
Meski demikian, dr Febry menyarankan untuk tidak berlebihan melakukan latihan otot. Disarankan, latihan untuk kelompok otot yang sama tidak dilakukan secara berturut-turut.
"Harus ada fase jedanya. Misal kita mau latih otot bagian bawah, maka besoknya jangan latih otot bagian bawah, kita latih otot bagian atas. Jadi, karena butuh healing proses itu 1x24 jam," jelas dr Febry.
Sementara itu, dokter gizi klinis dr Diana F Suganda, SpGK menyebut kuncinya ada di mindset. Pada dasarnya, diet tidak diartikan sebagai tidak makan sama sekali, melainkan justru pengaturan pola makan.
"Sebenarnya tidak ada yang membuat diet menjadi lebih baik atau yg merusak," tegasnya kepada detikcom.
"Kalau kita sudah bisa menciptakan pengaturan pola makan dengan baik, ya jadi nggak ada tuh yang bisa ngerusak, karena kan kita udah ada mindfulness-nya, kita udah tahu porsinya berapa ya kan," jelas dr Diana.
Kalaupun ingin menghindari penumpukan kalori yang berlebihan, maka ia menyarankan untuk mengurangi makanan berlemak. Begitu juga dengan kue-kue khas lebaran yang komposisi utamanya adalah tepung atau kabohidrat, serta mengandung banyak gula dan butter.
"Jadi nggak ada mindset cheating, mindset-nya adalah oke kita mindful saat makan, kita tahu apa yg kita makan dan kita tahu porsinya," tandas dr Diana.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kepikiran Opor Bikin Gendut? Gampang, Kata Dokter Olahraga Ini Ampuh Bakar Kalori"