Presiden Joko Widodo Dalam acara Rakernas Program Banggakencana dan Penurunan Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) (Foto: Vidya Pinandhita/detikHealth) |
Dalam acara Rakernas Program Banggakencana dan Penurunan Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Presiden Joko Widodo secara blak-blakan menegaskan bahwa Indonesia tak mengalami resesi seks. Ia menyebut pertumbuhan penduduk di Indonesia masih di angka 2,1.
Jokowi membeberkan, sebanyak 2 juta warga menikah dan yang hamil sebanyak 4,8 juta. Karenanya, menurut Jokowi, pertumbuhan penduduk di Indonesia masih terbilang sangat baik.
"Pertumbuhan kita di angka 2,1 dan yang nikah 2 juta, yang hamil, 4,8 juta. Artinya di Indonesia tidak ada resesi seks," sambungnya lagi.
Sebelumnya, sejumlah negara, salah satunya China dikabarkan mengalami resesi seks. Negara tersebut bahkan mencetak rekor terendah angka kelahiran sepanjang masa, yakni 1,8 pada tahun 2020. Menurut Data Biro Statistik Nasional China akhir tahun 2022, jumlah populasi turun 850 ribu dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun pemicu menyusutnya populasi di China disebut lantaran ada ketidakseimbangan jumlah laki-laki dan perempuan. Di beberapa kelompok umur, sekarang ada lebih dari 11 laki-laki untuk setiap 10 perempuan.
Menunjukkan bahwa satu dari setiap 11 laki-laki akan berjuang untuk menemukan pasangan pada usia yang sama. Faktor lainnya diduga karena meningkatnya biaya hidup dan banyak orang menunda menikah di kemudian hari. Adapula yang memilih tidak memiliki anak.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Jokowi Tegaskan Tak Ada Resesi Seks di Indonesia, Ini Buktinya"