Begini 3 fakta soal COVID-19 varian Arcturus yang sudah masuk ke Indonesia. (Foto: Rifkianto Nugroho) |
Kasus COVID-19 RI di tiga hari terakhir naik lagi, bahkan hampir menyentuh seribu kasus. Pada 13 April, tercatat ada 990 kasus baru, kemudian 12 April ada 987 kasus baru, serta pada 11 April tercatat ada 944 kasus baru.
Peningkatan tersebut juga berdampak pada tren rawat inap COVID-19 di sejumlah rumah sakit. Meskipun demikian, kenaikan tren tersebut tak terlalu berdampak pada perkembangan keterisian bed occupancy rate (BOR) di RS, lantaran kebanyakan kasus didominasi gejala ringan.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi beberapa waktu lalu menyebut penyebab kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia imbas dari protokol kesehatan yang sudah tak ketat diterapkan. Begitu juga, mobilitas masyarakat saat ini sangat tinggi pasca Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut pada Desember 2022.
Selain itu, kenaikan kasus COVID-19 di RI juga diduga imbas masuknya varian baru. Pada Kamis (13/4), dr Nadia melaporkan adanya dua kasus varian Arcturus atau subvarian Omicron 1.16 yang ditemukan di DKI Jakarta.
"Iya betul, ada dua kasus. Sampelnya dianalisis Maret minggu keempat," beber dr Nadia saat dihubungi detikcom Kamis (13/4/2023).
Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, salah satu dari kedua pasien tersebut sudah menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan sembuh. Sementara satu kasus lainnya masih dalam penelusuran lebih lanjut.
Gejala Pasien Varian Arcturus
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr Ngabila Salama menyebut salah satu pasien mengalami gejala ringan yakni batuk, pilek, dan nyeri otot. Diketahui juga pasien tersebut merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari India yang tiba di Jakarta pada 16 Maret 2023.
Sementara satu kasus lainnya, masih belum diketahui gejala yang dikeluhkan.
"Pasien laki-laki usia 50 tahun sebelumnya isolasi mandiri, saat ini sudah sembuh," beber dr Ngabila.
Keduanya juga diketahui sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster.
Terkait Varian Arcturus
COVID-19 varian Arcturus disebut memiliki karakteristik yang mirip dengan Omicron XBB 1.5. Hal ini dikarenakan XBB 1.16 memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan, yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infektivitas, serta potensi peningkatan patogenisitas.
Artinya, subvarian Omicron XBB 1.16 ini lebih mudah menular dan lolos kekebalan yang terbentuk sebelumnya dibandingkan varian dan subvarian lainnya.
Selain itu, varian Arcturus ini juga dipantau ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pasalnya, subvarian tersebut diduga menjadi biang kerok lonjakan kasus di sejumlah negara, termasuk India, Singapura, hingga Malaysia.
"Jadi, itu salah satu yang kami pantau dan kami pantau karena ada potensi perubahan yang perlu kami awasi dengan baik," ucapnya pimpinan teknis COVID-19 WHO Maria Van Kerkhove.
Sebelumnya, kasus COVID-19 di Indonesia dalam tiga hari terakhir tercatat kembali meningkat nyaris menembus seribu kasus. Konsisten di angka 900-an kasus, kasus baru kematian kembali berada di atas 10 jiwa. Pada Kamis (13/4) bertambah 14 jiwa.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "3 Fakta COVID RI Naik Lagi: Arcturus Masuk DKI, Rawat Inap Naik!"