Hagia Sophia

13 April 2023

Jelang Lebaran, Medsos Ramai dengan Topik Pernikahan Sepupu yang Berisiko

Menikahi sepupu dapat meningkatkan risiko kelainan genetik? Begini penjelasannya. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ridzky setiaji)

Media sosial ramai memperbincangkan tentang menikah dengan sepupu. Topik pernikahan dengan sepupu kerap banyak dibahas menjelang Lebaran.

Terlepas dari boleh atau tidaknya, pakar kesehatan mengingatkan adanya risiko saat menikah dengan kerabat dekat. Disebutkan akan banyak risiko yang bisa terjadi jika menikah dengan sepupu.

Mengapa pernikahan sepupu meningkatkan risiko kelainan genetik?

Laman IFL Science menjelaskan, kita semua berbagi 50 persen DNA dengan masing-masing orang tua dan saudara kita. Sementara dengan sepupu pertama, kita berbagi sekitar 12,5 persen.

Ketika dua sepupu memiliki bayi, kumpulan gen dibatasi, yang berarti bahwa varian genetik yang sama lebih mungkin muncul dan membuat kelainan genetik diwariskan menjadi lebih umum.

Setiap orang mewarisi satu salinan dari setiap gen orang tua. Jika gen ini bermutasi, mereka dapat menyebabkan berbagai penyakit. Ketika hanya satu salinan gen yang perlu dirusak untuk menyebabkan suatu kondisi, itu disebut dominan autosom: misalnya, penyakit Huntington atau sindrom Marfan.

Tetapi ketika dua salinan gen yang bermutasi disatukan, kelainannya adalah resesif autosomal. Contohnya termasuk cystic fibrosis dan anemia sel sabit. Seseorang dengan hanya satu salinan gen resesif yang bermutasi adalah pembawa, mereka sendiri tidak memiliki kondisi tersebut tetapi masih dapat menularkan potensi penyakit.

Oleh karena itu, dua sepupu, dengan lebih banyak kesamaan DNA daripada dua orang yang tidak berkerabat, lebih mungkin mewariskan dua salinan gen yang berpotensi merusak. Jika salah satu kakek nenek mereka adalah pembawa, akan ada 50 persen kemungkinan bahwa masing-masing anak mereka (orang tua sepupu) juga akan menjadi pembawa.

Hal ini meningkatkan kemungkinan sepupu juga menjadi pembawa dan menempatkan keturunan mereka pada risiko yang lebih besar dari kondisi resesif autosomal.

Risiko terjadinya hal ini ketika kedua orang tua tidak berhubungan adalah sekitar 3 persen, tetapi dua kali lipat menjadi 6 persen untuk pernikahan sepupu.

Contoh kondisi yang terkait dengan perkawinan konsekuen termasuk dikinesia silia primer, thalassemia, dan penyakit Tay-Sachs.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ramai di Medsos, Kenapa Menikahi Sepupu Dekat Tingkatkan Risiko Kelainan Genetik?"