Ilustrasi paspor. (Foto: Thinkstock) |
Paspor adalah salah satu dokumen yang wajib dibawa pelancong ketika ingin melakukan perjalanan ke luar negeri. Tanpa paspor, seseorang mungkin bakal ditolak masuk bahkan dideportasi atau dikembalikan ke negara asalnya.
Masalah lainnya yang dialami oleh para pelancong ketika tiba di negara tujuan, yaitu perbedaan antara foto paspor dengan wajah asli ketika melakukan pemeriksaan di bandara. Di masa depan, tepatnya 50 tahun mendatang, hal itu mungkin sudah dianggap 'kuno' dan 'ribet'.
Berdasarkan laporan easyJet 2070: The Future Travel Report, para ahli memprediksi paspor akan digantikan dengan detak jantung manusia. Dikutip dari Time Out, detak jantung seseorang, yang unik bagi setiap orang, akan digunakan bersamaan dengan informasi biometrik mereka untuk memeriksa identitasnya.
Selain paspor, kursi pesawat diprediksi bakal dapat beradaptasi dengan bentuk tubuh penumpang. Hiburan dalam pesawat (inflight entertainment) juga menggunakan optoelektronik. Teknologi ini menampilkan konten yang dipancarkan langsung ke mata penumpang.
Tak hanya itu, alat bantu dengar akan menerjemahkan bahasa secara real-time sesuai bahasa ibu penumpang tersebut. Sehingga, tidak akan ada lagi istilah 'terhalang bahasa' di masa depan.
Setibanya di negara tujuan, para pelancong juga akan menginap di hotel yang disesuaikan dengan kondisinya. Nantinya, ada kamar pintar yang memungkinkan para pelancong untuk mengatur kekencangan tempat tidur, suhu kamar, bahkan musik yang ingin didengarkan.
Di masa depan, jasa pemandu wisata juga tak lagi dibutuhkan. Pelancong akan menggunakan headset VR (virtual reality) untuk berwisata ke masa lalu, merasakan pengalaman di situs bersejarah, dan mempelajari semua fakta tentang kehidupan sebelumnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "50 Tahun Lagi, Paspor Bakal Digantikan dengan Detak Jantung Manusia"