Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya krisis populasi di Jepang. (Foto: Reuters) |
Jepang tengah menghadapi krisis populasi dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah populasi di Jepang menurun dalam waktu 12 tahun berturut-turut bila melihat data dari pemerintah.
Data menunjukkan bahwa populasi Jepang menurun sebanyak 556.000 orang dari jumlah populasi tahun sebelumnya yang berjumlah 124,49 juta. Angka tersebut mewakili perubahan alami dalam populasi yang termasuk kematian, kelahiran, serta aliran orang yang masuk dan keluar Jepang.
Berikut ini adalah fakta-fakta biang kerok penurunan populasi di Jepang dikutip dari CTVnews, yaitu:
Jepang Memiliki Angka Kelahiran Rendah
Jepang merupakan salah satu negara dengan angka kelahiran terendah di dunia. Tidak hanya itu saja, Jepang juga dikenal sebagai negara dengan usia harapan hidup tertinggi. Pada tahun 2020, hampir 1 dari 1.500 orang di Jepang berusia 100 tahun atau lebih.
Hal tersebut menunjukkan populasi lansia yang membengkak dan membuat tenaga kerja menyusut hingga menimbulkan krisis demografi selama beberapa dekade karena tidak ada cukup orang berusia muda mengisi kekosongan.
Gaya Hidup Perkotaan Menghambat Angka Kelahiran
Pada bulan April, Jepang meluncurkan Badan Anak dan Keluarga yang baru. Badan tersebut berfokus pada langkah-langkah untuk mendukung peran orang tua dalam memiliki anak.
Langkah serupa sebenarnya sudah pernah dilakukan otoritas lokal, namun sejauh ini belum berhasil mengatasi krisis populasi di Jepang.
Gaya hidup perkotaan yang begitu sibuk dan miliki jam kerja panjang hanya menyisakan sedikit waktu bagi sebagian orang di Jepang untuk memiliki keluarga
Biaya Biasa Besar untuk Memiliki Anak di Jepang
Tidak hanya gaya hidup perkotaan yang sibuk, meningkatnya biaya hidup menjadi salah satu pertimbangan besar masyarakat untuk memiliki anak. Sebagian orang beranggapan bahwa memiliki bayi membutuhkan terlalu banyak uang.
Menurut lembaga keuangan Jeffries pada tahun 2022, Jepang menduduki posisi sebagai salah satu negara termahal di dunia untuk memiliki anak. Selain itu, perekonomian negara sudah berhenti semenjak awal tahun 1990-an yang berarti upah sangat rendah.
Warga Jepang Cenderung Ogah Kedatangan Imigran
Pemerintah Jepang memiliki pandangan yang konservatif soal imigrasi. Orang asing yang ada di Jepang hanya menyumbang sekitar 2,2 persen dari total populasi pada tahun 2021. Hal ini tentu berbanding jauh dengan Amerika Serikat yang memiliki populasi imigran sebanyak 13,6 persen dari populasi.
Tak hanya pemerintah, sikap ini juga menyebar di antara masyarakat. Dalam sebuah studi yang dilakukan Pew Research Center pada tahun 2021, sekitar setengah dari orang dewasa di Jepang menganggap bahwa masyarakat yang beragam membuat sebuah negara menjadi tempat tinggal yang lebih buruk.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Fakta-fakta Biang Kerok Penurunan Populasi di Jepang, Bukan Cuma Ogah Nikah"