CDC China mengungkapkan belum ada bukti jelas yang menunjukkan terkait asal-usul COVID-19 dari hewan. (Foto: Getty Images/iStockphoto/loops7) |
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengungkapkan sampai saat ini belum ada bukti jelas yang menunjukkan asal-usul COVID-19 berasal dari hewan. Hal ini diungkapkan oleh kepala badan tersebut, George Gao.
"Bahkan sekarang, orang mengira beberapa hewan adalah inang atau reservoir," kata Gao, dikutip dari Reuters, Sabtu (15/4/2023)
Pernyataan tersebut menanggapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang membeberkan semua hipotesis tentang asal usul COVID-19, mulai dari kebocoran virus di laboratorium dengan keamanan tinggi untuk mempelajari patogen berbahaya di Wuhan.
Selain itu, ada juga hipotesis yang menyebut COVID-19 berasal dari hewan, seperti kelelawar.
Di samping itu, Gao juga mengatakan bahwa dunia perlu bekerja sama untuk mengatasi wabah di masa depan. Itu akan mencakup beberapa elemen persaingan, katanya, tetapi juga komunikasi, untuk memerangi informasi yang salah.
Sebagaimana diketahui, pada ada bulan lalu, para ilmuwan China telah mengunggah secara singkat data dari periode awal pandemi COVID-19 ke database internasional. Data itu termasuk urutan genetik yang ditemukan di lebih dari 1.000 sampel lingkungan dan hewan yang diambil pada Januari 2020 di pasar makanan laut Huanan di Wuhan, lokasi wabah COVID pertama yang diketahui.
Data menunjukkan DNA dari beberapa spesies hewan, termasuk anjing rakun yang juga sebagai sampel lingkungan yang dites positif SARS-CoV-2, bahwa mereka adalah 'saluran yang paling mungkin' dari penyakit tersebut, menurut kepada tim peneliti internasional.
Namun, dalam studi yang belum ditinjau, diterbitkan oleh jurnal Nature di pekan ini, para ilmuwan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China telah membantah temuan tim internasional tersebut.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Heboh soal Asal-usul COVID, CDC China Sebut Belum Ada Bukti Penularannya dari Hewan"