Naik pesawat bisa membuat telinga tuli? Begini menurut ahli. (Foto: ilustrasi/thinkstock) |
Boy William buka-bukaan terkait kondisinya yang mengalami ketulian pada telinga sebelah kirinya. Ia mengaku telinga kirinya tak berfungsi 100 persen dan hanya bisa mendengar dari telinga kanannya.
Kondisi ini pertama kali diketahui orang tuanya saat Boy masih berusia 5 tahun dan tidak responsif ketika dipanggil. Setelah dibawa ke dokter, ternyata ia didiagnosis mengalami gangguan pendengaran pada telinga kirinya.
"Dulu ada beberapa kemungkinan. Pertama katanya aku masih bayi diajak naik pesawat tau kan naik pesawat gendang kupingnya bisa pecah atau apalah nggak ngerti," ucap Boy saat ditemui di Jakarta Selatan, Sabtu (14/5/2023).
"Yang keduanya ada yang bilang udah dari lahir cuman itu dia dulu kita orang tua nggak tau kaya orang orang di sini harus dicek. Jadi gue lahir sebagai bayi yang nggak dicek," lanjutnya.
Dokter spesialis telinga hidung tenggorokan dari RS Primaya Depok, dr Ahmad Wahyuddin, SpTHT-KL menjelaskan bahwa kasus seperti dialami Boy William kerap kali terjadi. Menurutnya, penurunan pendengaran ada tiga jenis, yaitu penurunan pendengaran yang bersifat konduktif, sensori neural, dan campuran.
"Untuk penurunan pendengaran yang dialami oleh Boy William, tentunya kita harus mengetahui apa jenisnya terlebih dahulu, namun bila pendengaran menurun hingga 100db kemungkinan mengalami penurunan pendengaran yang bersifat sensori neural. Bisa juga bersifat tuli campuran, hal ini dapat dipastikan dengan melakukan serangkaian pemeriksaan," tuturnya saat dihubungi detikcom, Minggu (14/5/2023).
Terkait kemungkinan ketulian akibat naik pesawat, menurut dr Ahmad hal itu bisa terjadi pada ketulian yang bersifat kondusif. Sementara pada kasus sensori neural tak ada hubungannya dengan naik pesawat.
Perbedaan Tuli Sensori Neural dan Kondusif
Lebih lanjut, dr Ahmad juga menjelaskan perbedaan antara ketulian yang bersifat sensori neural dan konduktif.
"Perbedaannya dapat dilakukan secara sederhana. Apabila pendengaran dirasakan menurun namun saat berbicara suara sendiri terdengar lebih keras maka sifatnya konduktif. Untuk memastikan, perlu dilakukan pemeriksaan pendengaran," ungkapnya.
Dalam kasus tuli sensori neural, kondisi ini bisa dialami sejak lahir, yaitu saat lahir dan saat belum pernah mendengar sama sekali ataupun setelah lahir, ketika sebelumnya bisa mendengar, namun pendengaran mengalami penurunan.
"Untuk yang mengalami ketulian sejak lahir ada beberapa faktor sejak masa kehamilan, seperti usia kehamilan, riwayat konsumsi obat-obatan, dan paparan infeksi torch dan rubella," papar dr Ahmad.
"Namun, apabila sudah pernah mendengar namun pendengaran menurun drastis, ada beberapa faktor. Bila terjadi pada anak-anak, bisa disebabkan oleh infeksi virus, seperti rubella, campak, parotis yang biasa disebut dengan gondongan," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Apakah Benar Naik Pesawat Bisa Bikin Tuli? Begini Kata Dokter THT"