Pakar IDI menegaskan bahwa mencium Hajar Aswad bukanlah media penularan penyakit HIV/AIDS. (Foto: AFP/-) |
Viral sebuah video soal Hajar Aswad yang disebut-sebut bisa menjadi media penularan berbagai penyakit penyakit berbahaya, salah satunya HIV-AIDS. Dalam video tersebut, terlihat seorang pria yang mencium Hajar Aswad berkali-kali.
"Batu hitam Di Kotak Kubus di Arab sana..telah menjadi tempat penularan penyakit bagi penciumnya. Ente bayangkan jika si gundul jorok ini mengidap TBC..atau COVID..atau HIV," tulis akun Pan** Ana**** dalam unggahan Facebook-nya.
"Terus kamu masih berlomba lomba antri belasan tahun..jual harta benda ..hanya demi bisa mencium batu tempat penularan penyakit ini..???," lanjut unggahan tersebut.
Sebagaimana diketahui, Hajar Aswad merupakan batu yang sangat dihormati oleh umat Muslim, khususnya ketika pelaksanaan haji dan umrah. Ketika melakukan tawaf, jamaah disunahkan untuk mencium Hajar Aswad seperti yang diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Saya mendapat pertanyaan soal apakah Hajar Aswad yang diciumi bisa menjadi media penularan HIV seperti yang beredar si Facebook?
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) May 9, 2023
Saya akan menjawabnya sesuai bukti ilmiah (based on evidence).https://t.co/1nt8GiUCOJ pic.twitter.com/c5Jcpymwmi
Pakar spesialis penyakit dalam dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menanggapi hal tersebut dari sisi ilmiah. Menurutnya, hingga saat ini belum ada bukti bahwa mencium Hajar Aswad bisa menjadi media penularan HIV-AIDS.
"Terkait dengan mencium batu, hingga saat ini pun tidak ada bukti bahwa mencium batu kemudian cium orang lain bisa sebabkan penularan HIV," tulis Prof Zubairi dalam akun Twitter-nya atas izin yang bersangkutan, Rabu (10/5/2023).
Prof Zubairi menegaskan, HIV-AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seksual, pemakaian jarum suntik secara bergantian oleh pengguna narkoba, transfusi darah yang terkontaminasi, dan ibu hamil yang positif ke bayinya. Ia juga menambahkan bahwa berciuman tidak menularkan HIV-AIDS, kecuali ada kondisi tertentu.
"Demikian pula dengan berciuman. Tidak menularkan HIV kecuali kalau deep kissing (berciuman menggunakan lidah), kalau dua-duanya ada sariawan. Nah itu ada risiko walaupun belum ada bukti cukup kuat," ungkap Prof Zubairi.
Maka dari itu, ia menyimpulkan bahwa batu yang dicium oleh jutaan orang bukanlah media penularan HIV/AIDS. Prof Zubairi juga menambahkan bahwa mencium Hajar Aswad bukanlah syarat sah ibadah haji.
"Sehingga tidak benar bahwa menciumi batu yang diciumi orang lain bisa terinfeksi HIV," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Viral Cium Hajar Aswad Bisa Tertular HIV, Pakar IDI Beberkan Faktanya"