Penyebab negara-negara mengalami krisis populasi. (Foto: CFOTO/Getty Images) |
Beberapa waktu terakhir banyak negara mengalami krisis populasi. Sebagai contoh, di Asia ada beberapa negara yang mengalami penurunan populasi, misalnya China dan Jepang.
Apa yang menyebabkan negara-negara di dunia mengalami penurunan populasi? Berikut di bawah ini adalah beberapa di antaranya:
China mengalami penurunan populasi untuk pertama kalinya dalam 60 tahun. Jumlah masyarakat China yang sebelumnya berjumlah 1,412 miliar turun menjadi 1,411 miliar pada tahun 2022.
Salah satu penyebab menyusutnya populasi China adalah keputusan pemerintah yang memberlakukan kebijakan satu anak. Kebijakan tersebut dijalankan pada tahun 1979 sampai tahun 2015.
Kebijakan tersebut awalnya dibuat untuk mengendalikan jumlah penduduk, namun justru menyebabkan penurunan angka kelahiran hingga ketidakseimbangan rasio jenis kelamin.
Faktor biaya hidup yang tinggi, perubahan pandangan soal pernikahan di generasi muda, dan perlambatan ekonomi juga dinilai sebagai faktor-faktor lain.
Jepang
Pada tahun 2022, Jepang memiliki angka kelahiran yang sangat rendah. Jumlah angka kelahiran Jepang saat itu hanya mencapai 799.728.
Jumlah tersebut hampir lebih rendah setengahnya dalam waktu 40 tahun terakhir. Tidak hanya itu saja, angka kematian di Jepang bahkan sudah melampaui angka kelahiran dalam waktu satu dekade lebih.
Tingkat kesuburan di Jepang hanya sebesar 1,3 anak per wanita. Jumlah tersebut di bawah 2,1 atau angka yang dibutuhkan untuk menjaga populasi dengan stabil.
Biaya hidup yang tinggi, ruang terbatas, dan kurangnya bantuan pengasuhan anak membuat banyak pasangan di Jepang memilih untuk tidak memiliki anak.
Korea Selatan
Korea Selatan adalah negara dengan angka kelahiran paling rendah di dunia. Jumlah angka kelahiran di Korea Selatan hanya menyentuh angka 0,78 kelahiran per wanita. Jauh dari angka 2,1 untuk menjaga kestabilan populasi.
Tidak hanya itu saja, kondisi ini juga diperparah dengan 'resesi seks' yang terjadi di Korea Selatan. Angka pernikahan di Korea Selatan diketahui mengalami penurunan hingga 35 persen dalam waktu 10 tahun terakhir.
Italia
Tidak hanya negara-negara di Asia, negara di Eropa seperti Italia juga mengalami masalah krisis populasi. Italia menjadi salah satu negara di barat yang mengalami penurunan populasi secara signifikan.
Seorang ahli demografi di Italia Alessandro Rosina menganggap krisis populasi di Italia bisa semakin parah. Diperlukan langkah tegas dari pemerintah agar hal ini bisa diatasi.
"Jika Italia tidak serius mendorong keluarga muda dan wanita pekerja untuk memiliki anak. Italia akan tetap dan selamanya menjadi negara yang semakin tua," ucap Rosina dikutip dari NY Times, Rabu (10/5/2023).
Rosina menambahkan bahwa bencana demografis ini terjadi karena multifaktor. Beberapa di antaranya adalah rendahnya lapangan kerja untuk perempuan, sedikitnya imigrasi, rendahnya angka kelahiran, dan peningkatan harapan hidup secara radikal.
Yunani
Negara Yunani sudah telah mengalami penurunan populasi semenjak tahun 2005. Jumlah populasi Yunani yang sebelumnya 11,23 juta turun menjadi 10,42 juta hanya dalam waktu 15 tahun.
Dengan jumlah angka kelahiran hanya 1,3 kelahiran per wanita, tren penurunan populasi di Yunani diprediksi akan terus terjadi setiap tahunnya. Pada tahun 2050, populasi Yunani diprediksi akan turun sampai 9,03 juta dan pada tahun 2099 diprediksi akan turun menjadi 6,41 juta orang.
Rendahnya angka kelahiran di Yunani disebabkan oleh faktor pendidikan, ketidakstabilan ekonomi, pengangguran perempuan, dan kurangnya upaya pemerintah untuk mendorong fertilitas.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ramai-ramai Negara Dihantam Krisis Populasi, Ternyata Ini Pemicunya"